Jakarta, SAWIT INDONESIA – Bisnis perkebunan sawit tetap menggiurkan karena penggunaan produknya telah meluas di bidang pangan dan energi. Tim redaksi sawitindonesia.com telah mengumpulkan laporan keuangan perusahaan sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sepanjang 2023, tercatat lebih dari 10 emiten sawit memiliki pendapatan di atas Rp 1 triliun. Tetapi, ada pula perusahaan yang mencetak pendapatan antara Rp 60 miliar sampai Rp 800 miliar.
Berikut ini perusahaan sawit yang memiliki pendapatan di bawah Rp 1 triliun sepanjang tahun 2023.
- PT Cisadane Sawit Raya Tbk
PT Cisadane Sawit Raya Tbk mencetak pendapatan Rp 875,5 Miliar sepanjang tahun 2023. Nilai pendapatan ini mengalami penurunan 9% daripada tahun 2022 yang sebesar Rp 970,5 miliar.
Pendapatan emiten berkode CSRA ini bersumber dari produk minyak sawit Rp513 miliar, minyak inti sawit Rp 56,2 miliar, dan TBS sawit Rp 306,2 miliar. Alhasil, laba bruto
Penurunan pendapatan perusahaan tidak diikuti oleh beban pokok penjualan. Pada 2023, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 475,9 miliar. Begitupula beban usaha naik menjadi Rp 177,7 miliar.
Alhasil, laba bersih yang diatribusikan pemilik induk turun menjadi Rp 152 miliar atau turun 60% dari tahun 2022 sebesar Rp 253,5 miliar.
Produksi CPO perusahaan diperkirakan 48.663 metrik ton pada 2023. Tahun ini, perusahaan memproyeksikan produksi CPO naik menjadi 80 ribu ton. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan produksi TBS inti tahun ini sebesar 380.000 ton atau meningkat sekitar 13% dari realisasi produksi di tahun lalu 335.654 ton.
“Produksi CPO akan meningkat karena Pabrik Kelapa Sawit di kebun anak usaha yakni PT Samukti Karya Lestari (SKL) sudah beroperasi secara full sejak kuartal IV-2023 lalu,” kata Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis Cisadane Sawit Raya, Seman Sendjaja dilansir dari Kontan.
2. PT Pradiksi Gunatama Tbk
PT Pradiksi Gunatama Tbk berhasil meraih pendapatan Rp 868,4 Miliar pada 2023. Capaian ini turun 16% dari tahun 2022 yang sebesar Rp1,007 triliun.
Namun, beban pokok penjualan tahun 2023 berhasil ditekan menjadi Rp 622,3 miliar dibandingkan 2022 berjumlah Rp 742,8 miliar.
Sumber pendapatan emiten berkode PGUN ini hampir 92% dari penjualan minyak sawit sebesar Rp 799,7 miliar kepada PT Jhonlin Agro Raya Tbk.
Perusahaan memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 41.562,25 hektar yang berlokasi di Kalimantan Timur.
Pada 2023, produksi TBS perusahaan diperkirakan 306 ribu ton yang diperkirakan dapat tercapai 92% dari target. Namun, produksi TBS perusahaan di tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 243.726 ton.
Perusahaan melakukan strategi perawatan tanaman secara intensif dalam tiga tahun terakhir termasuk pemupukan.
3. PT Gozco Plantation Tbk
Dibandingkan emiten sawit lain, PT Gozco Plantations Tbk meraih pertumbuhan positif dari aspek pendapatan. Emiten berkode GZCO ini mampu mengerek pendapatan sebesar 34,1% menjadi Rp 744,2 miliar daripada tahun 2022 yang berjumlah Rp 554,7 miliar.
Namun, pertumbuhan pendapatan juga diikuti kenaikan beban pokok penjualan yang mencapai Rp 650,6 miliar pada 2023. Sebagian besar digunakan untuk perawatan tanaman dan pabrikasi.
Imbasnya, laba komprehensif yang diatribusikan kepada pemilik induk anjlok menjadi Rp 15,73 miliar dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 76,92 miliar.
Perusahaan berdiri 2001 ini mengandalkan pendapatan dari penjualan minyak sawit yang mencapai Rp 658,9 miliar. Adapun pembeli utama adalah PT Sinar Alam Permai (Wilmar) dan PT Musim Mas.
Perusahaan memiliki lahan tanaman menghasilkan seluas 12.619 ha terdiri dari usia dewasa (prime) seluas 6.218 ha, usia muda seluas 2.140 ha, dan usia tua mencapai 4.291 ha per Juli 2022.
4. PT Menthobi Karyatama Raya Tbk
PT Menthobi Karyatama Raya Tbk juga mencatat kenaikan pendapatan 13,24% menjadi Rp 710,9 Miliar sepanjang 2023, dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah Rp 627,8 miliar.
Sementara itu, Laba bersih tercatat sebesar Rp51,26 miliar pada tahun 2023 menurun sebesar 17,17% dibandingkan pada tahun 2022 sebesar Rp61,88 miliar. Direktur Utama PT Menthobi Karyatama Raya Tbk Harry Nadir menjelaskan bahwa Penurunan ini dikarenakan Perseroan mengakuisisi Perseroan baru yakni PT Khatulistiwa Sinergi Omnidaya (KSO) sehingga berpengaruh pada beban operasional.
Sumber utama pendapatan adalah minyak sawit yang berkontribusi sebesar Rp 652,8 miliar. Sedangkan penjualan bersih untuk produk inti kelapa sawit pada tahun 2023 mencapai sebesar Rp57,41 miliar mengalami penurunan 5,51% dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp60,76 miliar.
Tahun 2023, total produksi per segmen usaha mencapai sebesar 54.377 ton mengalami peningkatan 3.195 ton atau sebesar 6,24% dibandingkan tahun 2022 sebesar 51.182 ton. Peningkatan tersebut berasal dari meningkatnya produksi minyak kelapa sawit sebesar 2.865 ton atau 6,55%.
Dari website perusahaan, saat ini sudah 6.000 Ha lebih lahan yang sudah tertanam oleh Menthobi Makmur Lestari. Potensi lahan tertanam seluas 1.800 Ha. Sementara rata-rata umur perkebunan kelapa sawit kami sekitar 10 tahun dengan profil tanaman sawit.
5. PT Andira Agro Tbk
Selanjutnya, PT Andira Agro Tbk membukukan pendapatan Rp 219,9 Miliar sepanjang 2023, turun dari tahun sebelumnya berjumlah Rp 317,8 miliar.
Sampai 31 Desember 2023, luas lahan tertanam perusahaan mencapai 10.006 ha terdiri dari 5.040 ha kebun inti dan 4.965 ha kebun plasma yang berada di Sumatera Selatan.
Dari keseluruhan pendapatan, produk minyak sawit berkontribusi sebesar Rp 195,16 miliar dan minyak inti sawit Rp 24,78 miliar.