JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Muhammadsjah Djafar, Ketua Harian GAPKI Kaltim, berpandangan bahwa kelapa sawit menjadi salah satu industri yang menjadi lokomotif perekonomian Kalimantan Timur, kini dan masa datang.
Lebih lanjut Muhammadsjah Djafar menjelaskan bahwa Kalimantan Timur berpotensi sebagai sentra utama perkebunan kelapa sawit, mengantikan provinsilainnya di Pulau Sumatra. Potensi ini terbuka lebar karena lahan yang dapat diolah menjadi perkebunan kelapa sawit masih tersedia. Sedangkan komoditi sumber daya alam lainnya seperti kayu, minyak dan batubara yang sebelumnya dijadikan andalan akan habis dan tidak dapat diperbaharui.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Kalimantan Timur pada 2013, luas lahan sawit yang berstatus Hak Guna Usaha (HGU) mencapai 1,134 juta hektare dengan jumlah perusahaan pemegang HGU berjumlah 127 perusahaan. Sementara itu, luas lahan berstatus izin usaha perkebunan diperkirakan 3,07 juta hektare.
Namun demikian, industri kelapa sawit di Kalimantan Timur menghadapi banyak tantangan. Tantangan ini terbagi atas internal dan eksternal. Untuk tantangan internal, menurut Muhammadsjah Djafar antara lain akibat kurangnya dukungan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan pelabuhanserta terbatasnya industri pendukung.
Hambatan secara eksternal yaitu kampanye LSMdalam dan luar negeri. Menurutnya, kampanye ini seringkali menyampaikan informasi yang salah dan sifatnya menyesatkan masyarakat lokal. “Dengan tujuan tertentu, LSM menimbulkan ketegangan antara perusahaan dengan masyarakat lokal,” tambahnya lagi.
GAPKI Kalimantan Timur akan menyelenggarakan Musyawarah Cabang (MUSCAB) pada 28 September 2015 di Hotel Le Grandeur Balikpapan. Adatiga agenda utama MUSCAB; pertama, laporan pertanggungjawaban pengurus periode 2012-2015, kedua, penyusunan program kerja periode 2015-2018,serta ketiga, pemilihan pengurus periode 2015-2018.
Dalam MUSCAB kali ini, banyak anggota GAPKI Kalimantan timur mengusulkan nama Muhammadsjah Djafar untuk menggantikan Azmal Ridwan sebagai Ketua pada periode 2012-2015, memperhatikan kapasitas dan pengalaman Muhammadsjah Djafar selama ini. Jaringan yang dimilikinya dinilai cukup baik dalam memimpin dan menjalankan organisasi GAPKI Kalimantan Timur.
Muhammadsjah Djafar menyebutkan bahwa apabila dalam MUSCAB nanti, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur memberikan dukungan dan dipilih sebagai Ketua GAPKI, dirinya menyatakan harus siap. Namun yang paling penting, mekanisme pemilihan harussesuai dengan AD & ART GAPKI.
Sabri Basyah, Ketua GAPKI Aceh, mengakui Pak Djafar – panggilan akrab Muhammadsjah Djafar – sangat aktif dalam orgainsasi GAPKI untuk mengurus/meperjuangkan kepentingan anggota khususnya di Kalimantan Timur. “Pak Djafar cukup bagus selama ini,selain aktif di cabang juga selalu hadir pada berbagai kegiatan GAPKI pusat,” cetusnya.
Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, menyebutkan Pak Djafar tepat untuk dijadikan kandidat Ketua Gapki Kaltim periode 2015-2018. Dengan pertimbangan, dia putra asli Kalimantan Timur sehingga lebih paham permasalahan dan solusi industri di provinsi tersebut. “Yang saya tahu Pak Djafar memang sudah lama aktif di Gapki,” kata Joko kepada SAWIT INDONESIA.
Menurutnya, dalam AD & ART GAPKI, setiap orang yang mewakili perusahaan anggota GAPKI cabang Kalimantan Timur mempunyai hak suara dan hak yang sama untuk dipilih sebagai Ketua GAPKI cabang Kalimantan Timur. Mekanisme pemilihan dilakukan didalam MUSCAB, karena MUSCAB adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam pemilihan Ketua Cabang GAPKI.
Dalam menjalani karir dan hidup, Muhammadsjah Djafar berpegang teguh kepada prinsip “Terus bekerja dan bermanfaat bagi orang lain”. Menurutnya, prinsip ini sesuai dengan nilai tambah yang diberikan industri sawit kepada masyarakat Kalimantan Timur, yakni memberikan banyak manfaat pada berbagai aspek, seperti sosial, ekonomi dan lingkungan.