Pelakuusaha UKMK dan mahasiswa mendapatkan edukasi keunggulan minyak sawit sebagai bahan baku makanan. Mulai dari aspek gizi sampai kepada kemampuannya membantu makanan lebih renyah.
Di hadapan 145 pelaku UKMK dan mahasiswa, Prof. Sri Raharjo, Guru Besar Universitas Gajah Mada, menguraikan kandungan gizi minyak sawit yang bermanfaat baik kepada kesehatan. Di dalam minyak sawit terdapat kandungan lemak jenuh yang diasumsikan sebagai penyebab penyakit jantung. Padahal, persepsi ini tidaklah benar. Faktanya, minyak kelapa sawit justru tidak mengandung asam lemak trans (trans fat) di mana yang menyebabkan penyakit jantung (kardiovaskular).
“Di masyarakat, ada asumsi bahwa lemak jenuh di dalam minyak sawit sebagai pemicu Penyakit jantung dengan meningkatkan kolesterol dalam darah. Informasi ini sudah beredar lama selama puluhan tahun di masyarakat. Akibatnya, masyarakat mengurangi makanan yang mengandung produk minyak sawit supaya aman dari penyakit jantung. Jelas informasi ini tidak tepat dan bukan sesuai fakta,” katanya saat menjadi pembicara sesi kedua kegiatan bertemakan “Promosi Sawit Sehat dan Lomba Kreasi Makanan Bagi UKMK Serta Masyarakat” di Solo, 20-21 Maret 2023. Kegiatan ini kerja sama Majalah Sawit Indonesia dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS).
Sebagai infomasi, Air Susu Ibu (ASI) punya kandungan lemak jenuh dan takjenuh yang seimbang. Selain itu, asam palmitat merupakan asam lemak dominan pada ASI yaitu sebesar. 44,8%. Dalam hal ini, komposisi lemah jenuh di minyak sawit sama seperti kandungan di dalam ASI.
“Artinya kalau lemak jenuh sawit dikatakan tidak sehat. Itu nanti dulu, karena komposisi lemah jenuh sawit sama dengan di ASI. Media di negara-negara barat kampanyekan lemak jenuh itu jahat tetapi industri makanan mereka yang pakai sawit sangat banyak,” kata Sri Raharjo.
Prof. Sri Raharjo bahkan mengklaim minyak kelapa sawit lebih baik ketimbang minyak nabati dari sumber lain. Menurutnya, penelitian akhir-akhir ini tidak menunjukkan secara signifikan antara pengurangan penggunaan minyak kelapa sawit terhadap berkurangnya angka penyakit jantung yang disebabkan oleh kolesterol.
“Sering timbul kritik yang bagus di tempat yang keliru, sawit dikatakan sumber lemak jenuh yang dominan. Namun perlu kita pahami keberadaan lemak jenuh pada minyak sawit atau pun di dalam minyak sawit merah bermanfaat untuk kesehatan,” terang Sri Raharjo.
Senada dengan Prof. Sri Raharjo. Fajar Marhaendra, Head of Centre Excellence Apical Group, mengatakan produsen susu formula menggunakan bahan baku yang tidak 100% dari susu sapi. Melainkan ada campuran vegetable oil supaya mirip dengan ASI.
“Begitu pula susu bubuk, sebagian besar terdapat kandungan minyak sawit dan susu kental manis. Jadi, jangan salah kaprah,” ungkapnya.
Menurut Sri Raharjo, studi terbaru menunjukkan bahwa gambaran yang sebenarnya lebih rumit dari itu. The Europian Prospective Investigation into Cancer and Nutrition-Netherlands Cohort menyatakan hubungan antara asam lemak jenuh diet dan penyakit jantung iskemik bergantung pada jenis dan sumber asam lemak, bahkan beberapa penelitian terbaru menemukan bahwa tidak ada kaitan antara lemak jenuh dan penyakit jantung.
Selanjutnya, dikatakan Sri Raharjo, update studi terbaru yang dipublikasikan pada British Medical Journal tahun 2016. Studi tersebut mengungkapkan bahwa tidak ada kaitan antara LDL dengan kematian penyakit jantung. Hasil lain dalam studi tersebut juga menyebutkan bahwa jika kadar LDL tinggi pada usia 60 tahun keatas, potensi terkena penyakit jantung justru berkurang.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 138)