PT Socfin Indonesia (Socfindo) telah berdiri lebih satu abad lamanya. Dikenal sebagai produsen benih sawit terkemuka di Indonesia dan dunia. Apa kunci suksesnya?
PT Socfindo telah merintis riset pemuliaan kelapa sawit semenjak 1913. Bermula dari penanaman induk Dura yang berasal dari Kebun Raya Bogor untuk ditanam di Tandjoeng Genteng, Semadam, Aceh. Selanjutnya 1920, perusahaan yang awalnya bernama Socfin SA ini mendatangkan populasi Tenera dari Republik Congo sebagai sumber material kebun induk dan ditanam di Kuala Krapoh. Sementara itu, penanaman kebun pengujian genetiknya pertamakalinya berlokasi di KebunBangun Bandar pada 1933.
“Dari Kebun Bangun Bandar menjadi cikal bakal unit riset Socfindo yang dimulai untuk memenuhi kebutuhan bahan tanaman kelapa sawit unggul di kebun sendiri. Pada 1970-an, Socfindo sudah menjual benih kelapa sawit hasil risetnya. Namun, secara resmi barulah 1984 ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk menjadi salah satu produsen benih kelapa sawit di Indonesia,” ujar Indra Syahputra, Head of Socfindo Seed Production and Laboratories.
Tepatnya pada 7 Mei 1984, Kementerian Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan Bernomor KB 320/261/KPTS/5/1984 yang mengesahkan Socfindo menjadi produsen benih sawit. Indra menjelaskan bahwa penunjukan Socfindo ini didasari atas kebutuhan bahan tanaman unggul untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit secara luas oleh pemerintah Indonesia.
Teknologi pemuliaan benih yang diadopsi Socfindo dikenal dengan nama RSS atau Seleksi Berulang Timbal Balik, yang telah sampai pada siklus tahap ketiga sampai saat ini. Dura Deli sebagai tetua betina sedangkan tetua jantan, Pisifera berasal dari Afrika. Benih DxP Unggul Socfindo merupakan reproduksi dari persilangan-persilangan terbaik dari kebun pengujian progeni yang ada di kebun percobaan Socfindo.
Indra mengakui bahwa ketangguhan Socfindo dalam menghasilkan benih karena dukungan riset terbaik. Tanpanya, perusahaan akan sulit untuk berkembang pesat dan akan tertinggal dengan produsen benih lainnya.
“Unit riset Socfindo difokuskan pada pengembangan bahan tanaman kelapa sawit unggul yang berproduksi tinggi, berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan pasar mendatang,” jelas Indra.
Menurutnya, unit riset Socfindo memiliki kebun pengujian genetik khusus dan juga kebun pengujian pendukung lainnya seperti pengujian ketahanan terhadap penyakit Ganoderma dan pengujian karakter spesifiklainnya. Selain kebun untuk pengujian di lapangan, Socfindo juga memiliki fasilitas laboratorium untuk mendukung program risetnya, diantaranya laboratoriuman alisa potensi minyak, laboratorium patologi, laboratorium kultur jaringan, laboratorium biomolekuler/lab DNA, laboratorium analitik, dan unit untuk kegiatan pemuliaan dan produksi benih.
(Selengkapnya Dapat Dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 117)