JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Perkebunan sawit Ajamu PTPN IV berada di atas tanah gambut (organosol) selama 100 tahun. Ketika musim kering tiba, belum pernah terjadi kebakaran hebat di kebun ini. Bahkan produktivitas sawit kebun di atas 20 ton TBS per hektare. Apa resepnya?
Bandung Sahari, Ketua Kompartemen Riset Lingkungan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), mengatakan pengelolaan sawit di kebun Ajamu menjadi baik karena menerapkan sistem tata air untuk memenuhi kebutuhan drainase dan tinggi muka air tanah seefektif mungkin. Proses pematangan gambut telah berlangsung dan pori-pori gambut lebih halus. Alhasil, air lebih mudah naik ke permukaan tanah.
“Karena gaya kapiler lebih baik pada gambut matang,” kata Bandung kepada SAWIT INDONESIA pekan lalu.
Manajer Unit Kebun Meranti Paham PTPN IV, Syukri Noviar, beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa kunci pengelolaan gambut adalah manajemen air yang baik. Langkah peningkatan produksi serta mutu buah diupayakan dengan teknologi pertanian. Khususnya dengan membangun sistem management water yang baik. “Air adalah makanan utama bagi kelapa sawit di lahan gambut. Melalui management water, produksi kami naik,” katanya.
Cara tata kelola air dengan pembuatan parit di pinggiran kebun dengan pengaturan ketinggian air. Standarnya, ketinggian air parit dibanding ketinggian tanah mencapai 70 centimeter. “Dengan management water, produksi akan naik minimal 0,7 ton per hektar,”kata Syukri.
PTPN IV mempunyai empat perkebunan sawit di atas tanah gambut. Kebun Meranti Paham salah satu kebun yang tanah gambutnya terbesar sekitar 80% (seluas 3.600 hektar) dari total luas kebun 4.493 hektar.
Syukri Noviar menjelaskan lahan gambut di Kebun Meranti Paham punya produksi dan kualitas sawit lebih baik dari tiga kebun lainnya antara lain Ajamu, Pande Jaya dan Berangin. ” Tidak pernah ada kebakaran di kebun kami. Lalu, produksinya bagus dari sisi produktivitas maupun kualitas,” ujar dia.
Produktivitas sawit di Meranti Paham berkisar 25 ton per hektar dengan rendemen rata-rata 24%. Sedangkan produktivitas serta rendemen rata-rata di tiga kebun PTPN IV lainnya masing-masing hanya 20 ton per hektar dan 20%.
Keberhasilan pengelolaan ini menjawab tudingan sejumlah kalangan bahwa kelapa sawit tidak cocok ditanam di lahan gambut. Selain itu, teknologi yang digunakan lebih mudah dan telah lama dijalankan perusahaan sawit. (Qayuum)
sumber foto: dokumentasi pribadi