JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menyampaikan penurunan harga TBS sawit di tingkat petani sawit sepanjang 2023 akibat dampak dari pelemahan harga CPO global. Informasi ini disampaikan dalam jumpa pers Refleksi Sawit Rakyat 2023 yang bertemakan “Sawit Rakyat Untuk Negeri” yang disiarkan melalui akun resmi youtube DPP APKASINDO, Minggu (7 Januari 2024).
Dalam kesempatan ini Ketua Umum APKASINDO, Dr. Gulat M.E. Manurung, MP.,C.IMA bersama Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO, Dr. Rino Afrino, ST., MM mengulas kembali pencapaian peran APKASINDO sebagai wadah perjuangan petani kelapa sawit Indonesia (baik petani sawit swadaya maupun petani sawit bermitra) yang mempunyai tujuan utama meningkatkan daya saing perkebunan sawit rakyat guna mewujudkan produktivitas, kesejahteraan, keberlanjutan dan kesetaraan petani kelapa sawit Indonesia.
Terkait Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit Petani, Berdasarkan data yang dihimpun oleh Sekretariat DPP APKASINDO, pelemahan harga CPO Internasional dan KPBN yang terjadi di tahun 2023 berdampak kepada harga Tandan Buah Segar (TBS) yang di tetapkan di 22 Provinsi Penghasil Sawit.
Rata-rata harga CPO Internasional Rotterdam pada tahun 2023 menunjukkan penurunan sebesar 25,9% dibandingkan rata-rata harga CPO Rotterdam pada tahun 2022. Untuk rata2x harga CPO KPBN pada tahun 2023 menunjukkan penurunan sebesar 10.7% dibandingkan rata-rata harga CPO KPBN tahun 2022.
Secara nasional, data pada 22 Provinsi Sawit menunjukkan Rata-rata harga TBS di tingkat penetapan harga provinsi sepanjang tahun 2023 mengalami Penurunan sebesar 13,4% dibandingkan rata-rata harga TBS di sepanjang tahun 2022.
Gulat mengatakan secara Nasional, Rata rata Harga TBS tertinggi per bulan mencapai Rp. 2.705/Kg di Provinsi Sumatera Barat dan Riau pada periode Bulan Maret 2023, sedangkan Rata rata Harga TBS terendah per bulan mencapai Rp. 1.631/kg di Provinsi Papua Barat dan Banten pada periode Bulan Agustus 2023.
APKASINDO mencatat penurunan rata rata Harga TBS terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah dan Papua dengan besaran penurunan mencapai 19.4%. Sedangkan penurunan Harga TBS terkecil di Provinsi Riau dan Aceh dengan besaran penurunan mencapai 10.5%.
Pada kondisi di lapangan, lebih dari 90% Petani kelapa sawit mendapatkan harga TBS di beli PKS dibawah penetapan harga di Tingkat Provinsi. Terjadi disparitas harga yang lebih rendah mencapai Rp. 300/Kg TBS untuk petani Bermitra, sedangkan untuk petani swadaya (non mitra) rerata harga TBS nya Rp750/kg di bawah harga penetapan Disbun di 22 Provinsi APKASINDO.
Sejak Januari 2022 DPP APKASINDO sudah melakukan rekap dan ranking harga TBS setiap provinsi APKASINDO dengan membandingkan harga Disbun dengan harga TBS dibeli PKS untuk petani swadaya dan petani bermitra.