Jakarta, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) memiliki 5 Usulan kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming untuk memperkuat peranan petani sawit di Indonesia. Kelima usulan ini telah disampaikan kepada Hasjim Djojohadikusumo, Prof. Burhanudin Abdullah (Ketua Dewan Pakar Tim Kemenangan Nasional), Prof. Rachmat Pambudi (Anggota Dewan Pakar Tim Kemenangan Nasional) beberapa waktu lalu.
“APKASINDO sangat senang dan terhormat dengan capaian suara yang diraih Pak Prabowo Gibran di hasil Real Count KPU. Walaupun semua harus bersabar atas hasil KPU nanti,” ujar Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung, MP, CIMA, CAPO, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (16 Februari 2024).
Gulat Manurung menjelaskan bahwa APKASINDO telah menyampaikan 5 usulan petani sawit dari Aceh sampai Papua kepada Prof. Burhanudin Abdullah, Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran dan Prof. Rachmat Pambudi, Anggota Dewan Pakar TKN.
“Selain itu, kami juga menyampaikan usulan kepada Hasjim Djojohadikusumo, Dewan Pengarah TKN secara langsung,” cerita Gulat.
Ditegaskan ayah dua anak ini, harapan petani sawit semakin di depan mata setelah pertemuan dengan Tim TKN Capres 02 sangat menyakinkan dan lima poin usulan diterima semuanya saat dialog di Menara Kompas, Jakarta.
“Semua Capres adalah putra terbaik bangsa ini, namun masyakat dan kami petani sawit khususnya memilih mendukung Pak Prabowo untuk mewujudkan 5 usulan petani sawit Indonesia,” kata Doktor Lingkungan Universitas Riau ini.
Adapun lima usulan yang disampaikan APKASINDO kepada TKN Prabowo – Gibran. Pertama penyelesaian sawit yang di klaim dalam kawasan hutan berdasarkan UUCK.
“Solusinya menurut saya sangat mudah karena EUDR saja mengakui bahwa tanaman eksisting tahun 2020 ke bawah clear. Kenapa KLHK tidak mengakuinya dengan istilah satu daur dan jangka benah,” urainya.
Kedua, adanya dukungan bagi petani sawit masuk aspek Hilir (pengolahan sawit melalui koperasi UMKM untuk stabilisasi harga TBS sawit. Jadi hilirisasi sampai ke refineri level koperasi UMKM ini nantinya khusus melayani kebutuhan lokal (migor rakyat), biarlah korporasi untuk kelas premium dan ekspor.
![](https://sawitindonesia.com/wp-content/uploads/2024/02/IMG-20240216-WA0023-1024x877.jpg)
“Bagi saya ini sangat mudah dan menyenangkan semua pihak. Jadi kedepannya tidak ada lagi DMO/DPO. Negara ini butuh dana (devisa) supaya korporasi bisa ekspor. Sedangkan, stabilisasi minyak goreng rakyat nanti urusan Palmco dan Pabrik mini minyak goreng (PAMIGO) Koperasi,” usul Gulat.
Ketiga, pendirian Badan Sawit Indonesia yang langsung di bawah kendali Presiden.
Keempat, adanya perwakilan petani sawit dalam manajemen Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
Kelima, adanya regulasi yang berpihak kepada petani sawit untuk mensejahterakan dan memperkuat peranan petani.
“Kelima usulan ini sudah masuk dalam visi misi Pak Prabowo-Gibran dan kami sangat berharap bisa segera diselesaikan karena ini pekerjaan Presiden Jokowi yang harus dilanjutkan. Karena itulah kami petani sawit full dukung Pak Prabowo Gibran memimpin Indonesia,” jelasnya.
Gulat menegaskan APKASINDO tidak berpolitik praktis tapi petani sawit sangat bijak melihat ke depannya mau dibawa kemana negara ini dan sawit Indonesia.”Kami melihat Pak Prabowo adalah Presiden Pilihan Petani Sawit.
“Untuk itu saya himbau petani sawit kembali bekerja, pesta demokrasi sudah usai. Jangan melakukan tindakan yg merugikan diri sendiri atau kepentingan umum. Apa yang kita inginkan sudah tersampaikan melalui hasil pemilu,” pungkas Gulat.