PT Pupuk Indonesia berencana menambah tiga unit pabrik NPK untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Penggunaan pupuk NPK atau pupuk majemuk tumbuh signifikan setiap tahunnya terutama dari sektor perkebunan.
“Kebutuhan NPK terbilang tinggi mencapai 5 juta setahun. Sementara itu, kemampuan produksi kami baru 3,3 juta ton,” kata Wijaya Laksana, Head Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero).
Menurutnya, kesadaran penggunaan pupuk NPK baru berkembang semenjak tahun 2000. Pada awalnya produksi NPK dimotori oleh PT Pupuk Petrokimia Gresik. Perlahan-lahan kebutuhan kian meningkat sehingga pabrik kesulitan melayani permintaan. Saat ini, pasokan industri pupuk dalam negeri terutama pupuk urea mengalami oversuplai. Itu sebabnya, Pupuk Indonesia mulai serius menggarap pasar pupuk NPK.
Dalam beberapa tahun mendatang, dikatakan Wijaya, Pupuk Indonesia berencana menambah kapasitas produksi NPK sebesar 2, 4 juta ton. Ini berarti, kemampuan produksi NPK holding BUMN pupuk ini dapat memenuhi permintaan domestik sekitar 5 juta ton.
Tambahan produksi NPK berasal dari empat anak usaha antara lain PT Pusri Palembang 700 ribu ton, PT Petrokimia Gresik 500 ribu ton, PT Pupuk Kujang 200 ribu ton, dan PT Pupuk Kaltim berjumlah 1 juta ton.