Pertumbuhan Perusahaan perkebunan kelapa sawit begitu pesatnya, hingga akhir th 2011 diperkirakan hampir 8 juta Ha areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dengan asumsi dalam 8.000 hektar kebun di butuhkan 1 PKS dengan kapasitas 45 TPH, maka kebutuhan PKS di Indonesia ada 1000 unit. Saat ini jumlah PKS yg beroperasi di Indonesia sekitar 800 unit. Dalam kurun waktu tahun ini ada sekitar 80 – 100 unit PKS yang akan di bangun.
Bagi perusahaan yang baru bermain di sektor kelapa sawit, akan menemui masalah dalam menentukan jenis pabrik pengolahan kelapa sawit yang sesuai kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mesti menjalankan studi khusus supaya mendapatkan informasi mengenai jenis pabrik kelapa sawit yang nantinya akan dibangun. Dalam hal ini, pemilihan pabrik kelapa sawit berdasarkan jenis sterilizer yang digunakan. Pabrik yang memiliki performa terbaik jika dalam kapasitas olah maksimum mampu mengekstraksi palm product secara optimal, dalam hal ini meminimalkan losses produksi dalam proses pengolahan buah sawit. Tujuannya, perusahaan dapat mengefisienkan biaya operasional pengolahan produk buah sawit.
Tak dapat dipungkiri, kunci utama pabrik pengolahan kelapa sawit terletak dari sterilization yang mempengaruhi proses ekstraksi palm product pada tahapan berikutnya. Oleh karena itu, penulis akan membahas beberapa model sterilizer yang didorong kegiatan inovasi sehingga muncul jenis-jenis sterilizer terbaru, antara lain:
1. HORISONTAL STERILIZER / KONVENSIONAL STERILIZER
Jumlah jenis sterilizer ini sangat banyak dan telah terbukti performanya dalam pencapaian troughput dan kualitas hasil perebusannya sangat baik (berhubungan dengan penanganan product loss proses selanjutnya).
Biaya operasional cukup tinggi: consumable capstand/wirerope. Dari segi tenaga kerja, model sterilizer ini butuh lebih banyak pekerja untuk mendukung pengoperasiannya (dari LR sampai Tipler/H.Crane minimal 9 orang per shift).
2. HORISONTAL INDEKSER STERILIZER
Performa sterilizer ini dalam pencapaian troughput dan kualitas hasil perebusannya sangat baik, sama dengan konvensional sterilizer. Ruang bangunan lebih sederhana, serta cara pengoperasian lebih mudah dan aman. Biaya operasional lebih murah dan memerlukan lebih sedikit Sumber Daya Manusia (SDM) cukup 3 orang per shift untuk mendukung operasional sterilizer ini dari LR sampai Tipler.
VERTIKAL STERILIZER
Dalam pencapaian troughput dan kualitas hasil perebusan, performa sterilizer model ini tidak optimal, sehingga membutuhkan peralatan tambahan untuk menghindari kehilangan produk. Peralatan tambahan (empty bunch Press) digunakan untuk mengekstraksi minyak di janjangan kosong. Selain itu, dibutuhkan stasiun klarifikasi khusus untuk minyak hasil ekstraksi empty bunch press. Ruang bangunan lebih simple, tidak memerlukan lori, capstand, transfer carriage, dan Tippler. Operasional lebih mudah dan aman, Biaya operasional lebih murah dan memerlukan lebih sedikit tenaga kerja cukup 3 orang/per shift untuk mendukung operasional sterilizer ini dari LR sampai Thresher.
BUMPER TO BUMPER SYSTEM
Sistem ini pada dasarnya adalah suatu sistem indekser tetapi masing-masing lori mendorong setiap lain dan bekerja pada bumper-to-bumper. Umumnya jenis ini bermasalah dalam pencapaian troughput pabrik. Space bangunan lebih simple, operasional lebih mudah dan aman, Biaya operasional tidak terlalu tinggi dan kebutuhan pekerja hanya 3 orang per shift untuk mendukung operasional sterilizer ini dari LR sampai dengan Tipler.
CONTINOUS STERILIZER
Dalam Continous sterilizer ini, steam disuntikkan ke sterilisasi terus menerus sedangkan TBS berjalan sepanjang conveyor yang ada dalam sterilizer.
Untuk, performa terkait pencapaian troughput dan kualitas hasil perebusannya tidak optimal, sehingga terdapat peralatan tambahan seperti splitter untuk membantu proses perebusan supaya bisa optimal.
Space bangunan lebih simple, tidak memerlukan lori, capstand, transfer carriage. Kegiatan operasional lebih mudah dan aman. Biaya operasional lebih murah dan memerlukan lebih sedikit tenaga kerja.
Pro dan kontra:
1.Tinggi akibat tekanan uap rendah dan suhu rendah, enzim lipase tidak sepenuhnya dinonaktifkan.
2.Waktu yang lebih lama untuk sterilisasi dibutuhkan karena tekanan uap rendah.
3.Tinggi kemungkinan kerusakan internal conveyor karena conveyor panjang menyebabkan elongasi.
4.Terencana down time dalam hal kerusakan rantai. Dengan demikian panjang konveyor sulit untuk mengidentifikasi tempat kerusakan.
5.Tambahan peralatan seperti splitter, digester horisontal.
CMC (COMPACT MODULAR CONTINOUS)
Operasi CMC berlandaskan kepada efek silang. TBS dimuat dari atas tippler bergantian. Setelah lori kosong TBS siap dimasukkan ke dalam lori. Setelah itu lori akan ditarik keluar dari tipper dan masuk ke sterilizer. Kegiatan ini lebih mahal karena perlu pekerjaan pondasi untuk membangun struktur yg besar dan tinggi di areal Tippler. Kebutuhan ruang bangunan lebih sederhan dan kebutuhan lori sedikit. Selain itu, kegiatan operasional lebih mudah dan aman sementara dari biaya operasional lebih murah dan memerlukan lebih sedikit tenaga kerja.
Namun, performa dalam pencapaian troughput tidak optimal. Selanjutnya, biaya perawatan cukup tinggi dan lebih sulit.
SPHERICAL STERILIZER (STERILIZER BULAT)
Pintu sterilizer terbuka secara manual dan TBS dimasukkan ke sterilizer. Steam injeksi dan kondensat melalui poros mendukung terpisah dari bola sterilizer. Setelah siklus sterilisasi selesai, pintu akan terbuka secara manual dan mulai berputar untuk dituang ke hopper SFB.
Performa dalam pencapaian troughput dan kualitas hasil perebusannya tidak optimal. Selain itu, perawatan cukup sulit, begitupula dengan penggantian liner sterilizer dan pembersihan sterilizer yang tidak mudah.
TILTING STERILIZER
Model sterilizer horisontal terletak di atas di dengan TBS hasil perebusan langsung dituang ke hopper fruit bunch conveyor. Untuk pencapaian troughput dan kualitas hasil perebusannya tidak optimal. Ada beberapa keuntungan antara lain space bangunan lebih simple, tidak memerlukan lori, capstand, transfer carriage, dan Tippler. Operasional lebih mudah dan aman. Berikutnya, biaya operasional lebih murah dan memerlukan tenaga kerja lebih sedikit.
OBLIQUE STERILIZER
Sterilisasi secara permanen akan duduk miring di 45 º. Performa dalam pencapaian troughput dan kualitas hasil perebusannya tidak optimal, sehingga butuh peralatan tambahan untuk menghindari kehilangan hasil. Peralatan tambahan (empty bunch Press) ini dipakai untuk mengekstraksi minyak di janjangan kosong. Selain itu dibutuhkan stasiun klarifikasi khusus untuk minyak hasil ekstraksi empty bunch press. Keuntungannya berupa space bangunan lebih simple, tidak memerlukan lori, capstand, transfer carriage, dan Tippler. Dari segi kegiatan operasional lebih mudah dan aman, selain itu biaya operasional lebih murah dan memerlukan lebih sumber daya manusia yang tidak banyak.
Dari paparan tadi, pemilihan dan penentuan jenis pabrik kelapa sawit bergantung dari perspective priority dari para penentu kebijakan pada perusahaan, dengan pertimbangan beberapa faktor antara lain :
1. Orientasi hasil pengolahan; ekstraksi tinggi, penanganan losses produksi lebih mudah
2. Operasional mudah dan aman; sedikit lebih canggih
3. Ketersediaan tenaga kerja; tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit
4. Lokasi dan tempat; ruang pabrik simple atau ruang pabrik yang luas dan lapang
5. Biaya operasional murah
6. Perawatan murah dan mudah
7. Masalah logistik dan ketersediaan spare part.
Apabila ingin mengajukan pertanyaan, dapat dihubungi lewat email: darwisata@yahoo.com