Penggunaan sistem otomatisasi secara keseluruhan di pabrik kelapa sawit akansangat membantu pengawasan proses produksi minyak sawit (CPO)serta memberikan informasi yang akurat dan aktual mengenai laporan hasil produksi. Manfaat lain adalah efisiensi dari segi sumber energi pemakaian daya listrik pada peralatan elektrik seperti AC motor yang bisa mencapai angka 20%~40% serta mempermudah proses pekerjaan mekanik pada proses produksi.
Sistem otomatisasi pabrik kelapa sawit merupakan sistem baru yang belum familiar bagi perusahaan kelapa sawit di dalam negeri. Walaupun, sistem ini memiliki multimanfaat tetapi pelaku usaha masih ragu ketika akan menggunakan teknologi otomatisasi atau merubah teknologi manual dengan otomatisasi.
Susanto Lim, Direktur Utama PT Sarana Trimitra Solusindo, menyatakan sistem otomatisasi merupakan sistem kontrol otomatis dalam mengolah buah sawit menjadi minyak sawit dengan sistem kontrol otomatis yang dapat menghemat pemakaian sumber daya Listrik, memudahkan proses pekerjaan mekanik yang dapat dikontrol secara elektrik, terukur dan terpadu dalam sebuah sistem kerja yang lebih efisien dan efektif dalam sistem pengolahan di pabrik sawit. Artinya, sistem ini menjadikan pola kontrol yang awalnya dilakukan secara manual oleh manusia/mekanik atau semi otomatis oleh mekanik beralih kepada sistem kontrol otomatis dengan teknologi terkini.
Menurut Susanto, ada beberapa kelemahan dari kontrol yang dilakukan oleh manusia yaitu kelalaian dan keteledoran yang merupakan faktor kesalahan manusia. Berbeda dengan sistem otomatisasi yang dapat mengontrol proses produksi CPO lebih tepat, kualitas tinggi dan efisien. Sistem ini juga dapat menghemat pemakaian Listrik karena pemakaian daya dapat diatur sesuai kebutuhan alat saat beroperasi bukan sesuai kapasitas maksimal alat. Sehingga dengan demikian telah terdapat penghematan pemakaian daya Listrik yang nilainya dapat mencapai angka 50% tergantung dari aplikasi dari alat yang digunakan.
Dibandingkan Malaysia, pelaku usaha kelapa sawit Indonesia masih tertinggal dalam penerapan sistem teknologi otomatisasi pabrik kelapa sawit. Atas dasar ini, PT Sarana Trimitra Solusindo ingin mempelopori aplikasi sistem otomatisasi khusus pabrik kelapa sawit. Susanto menjelaskan, pihaknya telah mendesain sistem yang disebut sistem otomatisasi pengolahan pabrik kelapa sawit yang telah digunakan beberapa pabrik kelapa sawit. Tercatat, Salim Grup, Astra Agro dan beberapa PTPN telah berminat untuk memakai aplikasi ini.
Dia mengatakan perusahaannya menawarkan total solusi dalam aplikasi otomatisasi di pabrik kelapa sawit. Jadi, mulai dari buah sawit tiba dipabrik ditimbang dengan sistem timbangan otomatis (sistem otomatisasi mulai dari sini) lalu sampai ke tempat penimbunan buah sawit (loading ramp) di pabrik hingga proses menjadi CPO dan minyak inti sawit. Bahkan teknologi
ini dapat digunakan di tanki timbun CPO sehingga pemilik perusahaan dapat mengetahui volume CPO di dalamnya secara akurat, aktual dan dari lokasi manapun selama terhubungan dengan jaringan telepon seluler ataupun satelit. “Untuk teknologi konvensional, pengukuran volume dilakukan secara manual tetapi kami pakai sistem otomatis. Sistem ini juga dapat digunakan pula dalam pengaturan dan pengontrolan suhu untuk mencegah minyak menjadi beku maupun terlalu panas,” kata dia.
Sistem otomatisasi ini berfungsi memberikan laporan secara riil time atau pada saat itu juga. Dia mengatakan teknologi juga dapat membantu pengukuran level air dan minyak di dalam tanki CST, dibandingkan sistem manual yang tidak dapat mengetahui berapa kandungan air atau minyak.
Bagi pemilik perusahaan kelapa sawit, laporan riil time ini membantu mereka untuk mengetahui informasi terkini pabrik kelapa sawit dan hasil produksinya. Susanto menjelaskan pemilik juga dapat memasang kamera pengawas di lokasi tertentu dari setiap stasiun di pabrik kelapa sawit, yang nanti dapat dipantau secara otomatis lewat laptop atau tablet. Sehingga, pemilik pabrik dapat memberikan informasi kepada koleganya mengenai pabrik kelapa sawitnya, tanpa harus datang.
“Laporan riil time ini dapat memanfaatkan jaringan internet sehingga informasi dapat tersampaikan,” ujar dia.
EFISIEN
Dibandingkan dengan sistem manual, otomatisasi ini mencegah pabrik sawit untuk boros dalam pemakaian listrik. Menurutnya, sistem otomatisai ini membantu efisiensi listrik antara 20%-40% namun ini bergantung dari pemakaian teknologi ini di stasiun pabrik. Sebagai contoh, perusahaan memakai boiler yang berjumlah dua atau empat unit sesuai kapasitas pengolahan pabrik. Umumnya, ada boiler bersifat stand by yang baru digunakan ketika jumlah buah sawit yang diolah sangat banyak.
Dia mengatakan kapasitas dari boiler ini memiliki limit sehingga perlu dukungan dari genset. Ketika mesin produksi dan kapasitas motor berjalan full, maka motor atau dinamo mengambil daya sekitar 10-15 kali dari daya aslinya.
Sebagai contoh, ada daya dinamo sebesar 110 kilowatt sementara penambahan daya tidak mungkin melebihi dari daya listrik yang tersedia di pabrik sawit. Ketika motor tadi berjalan bersama pada saat start, maka daya yang dibutuhkan untuk menjalankan motor akan berlipat ganda sehingga berpotensi mati mendadak karena kehilangan daya. Untuk itu, akan digunakan genset supaya menambah daya. “ Seperti inilah pemborosan energi yang terjadi di pabrik sawit,” kata dia.
Menurut Susanto, otomatisasi ini dapat meredam lonjakan daya yang cukup besar dan mesin berjalan secara maksimal. Intinya, otomatisasi mencegah losses yang terjadi di energi, sumber daya manusia dan hasil produksi.
Supaya sistem ini dapat digunakan secara optimal, perusahaan akan melatih pekerja pabrik sebelum teknologi tomatisasi diimplementasikan. Jadi, mereka akan mengetahui masalah yang akan dihadapi sewaktu teknologi ini dipakai sehingga dapat melakukan trouble shooting on the field. Selain itu, lanjut Susanto, paling utama teknologi ini mesti dijaga kebersihannya dan diusahakan bekerja pada suhu yang diijinkan sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama diantara 5 s/d 10 tahun.
Untuk saat ini, perusahaan memiliki kantor cabang yang berlokasi di Medan dan Pekanbaru. Setiap kantor cabang mempunyai tim teknis untuk mengunjungi pabrik kelapa sawit yang memakai teknologi otomatisasi. Lewat cara ini, pengguna teknologi otomatisasi dapat berkonsultasi dengan tim untuk aplikasi teknologi ini atau ketika terjadi masalah. (am)