A. Pendahuluan
Industri sawit khususnya Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) sangat menguntungkan dari segi bisnis pada tahun ini atau tahun yang akan datang. Tiap tahun, luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat karena didorong ekspansi oleh perusahaan atau oleh masyarakat (penduduk) dan stabilnya harga CPO (Crude Palm Oil). Meski demikian, luas perkebunan dan jumlah pabrik sawit tidak berimbang sehingga berpotensi merugikan harga jual buah sawit petani ke pabrik.
Dalam pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS), faktor yang paling diperhatikan berasal dari aspek investasi yang besar. Selain itu, mesti ada hal lain perlu diperhatikan sebagai berikut :
- Penentuan tempat untuk mendirikan PMKS dan ketersedian bahan baku tandan buah.
- Izin untuk mendirikan pabrik sawit dari Pemerintah
- Feasibility study yang menjadi studi awal dalam penentuan kapasitas PMKS, investasi dan break even point.
- Menunjuk perusahaan konsultan untuk pekerjaan; Pemetaan / Sondir (Topograhfi & Soil Test Investigation) & gambar kerja & spesifikasi dan teknologi pabrik kelapa sawit ( Drawing, Specification & Technology of Palm Oil Mill). Sesuai anggaran yang akan diinvestasikan.
- Menunjuk perusahaan kontraktor untuk pekerjaan; pekerjaan tanah, pekerjaan civil, pekerjaan struktur & mekanikal, pekerjaan elektrikal dan lain-lain.
B. Teknologi Pabrik Kelapa Sawit
Dengan era modernisasi ini tentu banyak perubahan atau teknologi yang bisa kita pakai untuk mendirikan pabrik sawit tanpa mengesampingkan aspek lingkungan seperti limbah. Dengan teknologi sekarang, limbah bisa tekan sampai zero waste. Bahkan dengan teknologi yang tepat limbah bisa dimanfaatkan untuk komposting, bio gas, dan bio energi.
Berikut ini, saya sampaikan beberapa teknologi-teknologi yang bisa diterapkan di pabrik sawit sebagai berikut :
- Pemakaian lori (Kereta Buah) dapat diganti dengan pemakaian conveyor asalkan untuk stasiun rebusan yaitu rebusan horisontal diganti dengan rebusan vertical. Penggunaan conveyor dan rebusan vertical banyak sekali manfaatnya seperti penghematan biaya konstruksi karena area bangunan lebih kecil dan menghemat pemakaian tenaga kerja.
- Pada stasiun pemurnian minyak (Clarification Station), perusahaan-perusahaan sering memakai clarification tank (CST) dan sludge centrifuge. Kedua alat ini lebih murah dibandingkan memakai mesin decanter. Selain itu, alat ini lebih mudah dalam dalam pemeliharaan dan lebih murah biayanya, tapi kualitas minyak CPO agak sedikit turun dan limbah cair dan padat lebih banyak.
- Sementara, decanter menghasilkan kualitas CPO lebih baik. Untuk limbah, decanter membuat limbah cair lebih sedikit dan limbah padat bersifat solid yang bisa digunakan untuk pakan ternak seperti sapi, kambing dan lain-lain. Dari segi harga dan perawatan tentu lebih mahal dibandingkan memakai Tangki CST dan sludge centrifuge.
- Untuk pengolahan janjang kosong (Empty Bunch) hasil sesudah thresing station. Ada perusahaan memanfaatkan janjang kosong sebagai komposting, yaitu dengan alat empty bunch press dan empty bunch crusser. Banyak sekali manfaatnya dari empty bunch yang dapat dibakar dengan incenerator. Kita bisa dapat rendeman minyak kurang lebih 0,5% -1% minyak CPO, lalu setelah di-crusher dengan teknologi kita bisa buat komposting yang punya nilai harga jual tinggi.
C. KESIMPULAN
Pada dasarnya untuk membangun atau mendirikan pabrik sawit tidak mudah karena terdapat hambatan faktor-faktor non teknik ataupun teknik yang harus dipelajari dan dikerjakan. Untuk itu, investor mesti selektif dalam menentukan konsultan dan kontraktor.
Pembangunan pabrik sawit memang identik dengan investasi besar yang bagi kelompok perusahaan skala besar tidak masalah. Tapi perusahaan skala menengah ke bawah, permodalan menjadi hambatan yang terkadang mereka mengajukan pinjaman dari pihak Perbankan. Tapi semua pasti ada solusi tergantung kita mau berusaha untuk mengerjakannya. Menurut pengalaman, pembangunan pabrik sawit tidak perlu sebesar itu asalkan memilih konsultan dan kontraktor yang berpengalaman.