Ditengah gonjang-ganjing politik dan ketidakpastian kondisi alam, permintaan jasa pengangkutan benih sawit, pupuk, pestisida dan alat berat terus meningkat. Sejalan dengan pertumbuhan industri perkebunan sawit, PT Nusantara Jaya Express berencana membangun gudang penyimpanan untuk mendukung pelayanan jasa logistik perusahaan.
PT Nusantara Jaya Expres (NJE) berencana membangun gudang yang menjadi tempat penyimpanan pupuk berkapasitas 5.000 ton. Kebutuhan dana pembangunan gudang diperkirakan Rp 1 miliar. Lokasi gudang berada di Pontianak, Palembang, Samarinda, Kumai, Sampit dan Banjarmasin.
Firman menargetkan mempunyai gudang penyimpanan di seluruh provinsi. Rencana ini dilakukan untuk mengikuti perkembangan industri bisnis sawit yang terus meningkat. Pertimbangannya, menghindari pengiriman yang molor ke lokasi perkebunan yang seringkali diakibatkan tidak ada gudang ataupun kapasitas gudang telah penuh.
Sebagai contoh, kapasitas penyimpanan gudang di wilayah Sumatera tidak mencukupi karena bertambahnya perkebunan sawit, sehingga tidak seimbang rasio gudang dan kebun sawit. “Pembangunan gudang penyimpanan merupakan program jangka panjang perusahaan,” ujar Firman.
Saat ini perusahaan lebih fokus kepada penyiapan armada dan jaringan yang akan dilanjutkan dengan pembangunan gudang. Jadi tahun ini belum ada target pembangunan gudang baru. Selain itu, pada tahun ini perusahaan berencana membuka cabang baru hingga ke tingkat kabupaten.
Firman Sitohang Managing Director PT Nusantara Jaya Express optimis omset perusahaan tahun ini dapat meningkat 10%-15% dibandingkan tahun lalu dengan asumsi angkanya harus di atas inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6%.
Bisnis jasa logistik tetap prospektif tahun ini karena ada peralihan umur tanaman dari sebelumnya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) menjadi Tanaman Menghasilkan (TM). Sehingga, perusahaan sawit membutuhkan alat panen (egrek) dan alat angkut Tandan Buah Segar (TBS), pupuk, pestisida dan alat berat. “Prospek logistik ke depan sangat baik karena laju ekonomi sulit tumbuh tanpa dukungan logistik” papar Firman ketika ditemui Sawit Indonesia di kantornya yang berlokasi di Pulogadung.
Dalam bisnis logistik, faktor cuaca ekstrem merupakan kendala utama yang ditemui di berbagai daerah. Firman menjelaskan kebutuhan jasa logistik terus meningkat sesuai pertumbuhan industri sawit. Daerah yang permintaannya cukup tinggi seperti ke wilayah Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Khusus pengangkutan pupuk, setiap tahun rata-rata volume sebesar 25.000 ton yang diperkirakan dapat mencapai 100 ribu ton.
Hambatan lain berasal dari buruknya akses infrastruktur seperti jalan raya, dan belum ada perbaikan atau pembangunan infrastruktur jalan yang berakibat kepada penambaan beban biaya angkut. Firman mengatakan infrastruktur berbanding lurus terhadap biaya tetapi tidak mempengaruhi permintaan jasa angkutan. Hingga kuartal pertama, PT Nusantara Jasa Express belum berencana menaikkan ongkos angkut.
Menurut Firman, jasa logistik perkebunan sawit akan tetap berkembang karena tiap tahun tetap ada kebutuhan terhadap produk sarana pendukung sawit seperti polybag dan dodos ketika tanaman sawit masuk masa panen. Sementara itu, ketika peremajaan tanaman sawit (replanting) dibutuhkan bibit sawit pula. Begitupula dengan pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) yang membutuhkan alat dan sparepart.
Biaya pengangkutan bergantung pula kepada lokasi tujuan pengiriman, misalkan di Medan infrastruktur jalan raya rusak yang akan membuat peningkatan biaya. “Kalau sarana prasarana pendukung kebun sawit buruk akan menambah biaya karena transportasi dipengaruhi oleh faktor itu,” kata Firman.
Sebelum pengiriman, PT Nusantara Jaya Express akan survei lokasi terlebih dahulu supaya tidak membuat pelanggan kecewa. Pertimbangannya, kegiatan survei ini sangat penting untuk mengetahui sedari awal kondisi di lapangan seperti jalan, gudang, dan transportasi yang cocok digunakan untuk membawa pupuk atau benih sawit. “Lewat strategi ini, klien bisa puas dengan layanan perusahaan. Karena secara jangka panjang, jasa pengangkutan tidak hanya produk benih melainkan produk lain seperti pupuk, alat panen dan alat berat,” kata Firman.
Moto perusahaan yakni Kepuasan Anda yang Utama, tetap konsisten dijalankan sampai sekarang ini. Menurut Firman, selalu ada pertimbangan apabila perusahaan tak mampu memenuhi permintaan pengguna maka tidak akan diambil daripada kecewa nanti.
Tiap tahun selalu ada peningkatan pelayanan yang dijalankan perusahaan. Menurutnya, strategi perusahaan lebih memilih peningkatan transaksi di perusahaan perkebunan sawit yang telah menjadi konsumen semenjak lama. Untuk itu, perusahaan berupaya memberikan pelayanan untuk semua pengangkutan yang diperlukan perusahaan seperti benih sawit dan alat berat. Langkah ini akan membuat omset perusahaan terus bertambah tiap tahun. (bebe)