Dengan sisa residu kecil yang ditinggalkan, BM Promax 75 SP dijamin aman bagi tanaman sawit. Selain itu, produk ini dapat mengendalikan ulat kantong tanpa membahayakan serangga penyerbuk dan musuh alami lain.
PT Behn Meyer Agricare memiliki formula khusus untuk mengendalikan ulat kantong yang berpotensi menyerang dapur fotosintesis daun sawit. Produk ini memiliki bahan kandungan aktif asefat sebesar 75%. Permana Ary Sunindya, Marketing Manager PT Behn Meyer Agricare, mengatakan prinsip dasar insektisida ini berupa racun yang bersifat sistemik melalui aksi kontak dan lambung. Produk ini berbentuk tepung putih yang dapat larut dalam air (soluble powder).
Awalnya produk ini ditujukan mengendalikan hama di tanaman yang bersifat musiman dan tanaman sayuran. Tepat 1993, produk ini mulai dikomersialkan di Indonesia. Pengembangan lebih lanjut dilakukan lewat serangkaian uji coba di Malaysia untuk mengetahui kemampuan produk ini dalam mengendalikan hama pemakan daun di tanaman sawit. Menurut Permana Ary, setelah tujuh tahun dilakukan riset mendalam barulah produk ini diperkenalkan untuk perkebunan kelapa sawit khususnya bagi pengendalian ulat kantong.
BM Promax 75 SP merupakan produk insektisida bersifat soluble powder yang dapat dicampur air untuk menghasilkan formula sempurna. Formula ini lebih tepat apabila disuntikkan ke jaringan xylem dan phloem tanaman sehingga cepat diserap tanaman. Selanjutnya, formula ini dapat ditranslokasikan ke daun apabila terkontaminasi maka hama yang keracunan tadi akan segera mati.
Umumnya, penyebaran hama ini perlu diwaspadai pada tanaman di atas umur enam tahun, karena penyebaran ulat kantong lebih mudah terjadi di tanaman tua akibat persinggungan antar pelepah daun.
Aplikasi produk ini tidak berbeda dengan produk lain karena dapat dilakukan dengan teknik penyemprotan dan injeksi batang. Permana Ary menambahkan tanaman yang lebih muda dengan umur kurang dari 2 tahun dapat memakai metode penyemprotan dengan knapsack sprayer. Sedangkan tanaman lebih dari umur tiga tahun, aplikasinya lebih sesuai dengan teknik injeksi batang (trunk injection).
Bagi pekebun, sebelum penyemprotan atau injeksi batang dilakukan, sebaiknya takaran yang direkomendasikan adalah 15 gram per pokok. Dengan pencampuran 1.000 gram BM Promax 75 SP dilarutkan dengan air sampai menghasilkan larutan konsentrasi 1.140 ml. “Jadi untuk pengaplikasian satu hektare kelapa sawit hanya diperlukan 2 Kg BM Promax 75 SP,” papar Permana Ary dalam jawaban via email.
Permana Ary menjelaskan berdasarkan pengamatan dan perlakuan di lapangan, maka satu kali aplikasi BM Promax 75 SP akan melindungi daun tanaman sampai enam minggu lamanya. Setelah minggu keenam, pelaku perkebunan akan memiliki barometer untuk mengetahui apakah perlu dilakukan rotasi atau tidak.
Sebagai contoh, produk perusahaan telah diaplikasikan di Kebun Dalu-Dalu milik PT Hutahaean di Riau yang terkena serangan hama ulat kantong pada Mei 2010. Cukup dengan aplikasi selama dua kali rotasi hama sudah dapat dikendalikan.
Salah satu nilai tambah yang dimiliki produk tersebut adalah faktor keamanan kepada tanaman dan pengguna. Permana Ary menunjukkan bahwa residu asefat mampu bertahan hingga 15-20 hari dengan kontrol pengendalian mencapai 99.9%. Selain itu, asefat tidak bersifat phythotoxic terhadap tanaman, akan mudah terdegradasi apabila terkena tanah dan relatif aman terhadap musuh alami maupun serangga penyerbuk karena tidak memiliki sifat kontak.
Permana Ary Sunindya menyarankan program monitoring merupakan tindakan paling tepat untuk mengantisipasi serangan ulat kantong. Monitoring ini bertujuan mengetahui jenis atau spesies hama ulat kantong, populasi per pelepah dan luasan yang terserang serta fase perkembangannya. Harapannya, dapat memetakan serangan dan tindakan yang diperlukan. Kesalahan monitoring dapat berimbas kepada ledakan jumlah hama di lapangan, dan tindakan pengendalian akan terlambat sehingga berpotensi hilangnya hasil panen yang signifikan. Untuk itu, tindakan pencegahan sangatlah tepat diterapkan sebelum hama ulat kantong menyebar di tanaman. (Qayuum Amri)