• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Saturday, 11 March 2023
Trending
  • Inovasi Teknologi Syngenta untuk Industri Kelapa Sawit Indonesia
  • PSR BPDPKS Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sawit
  • Sah, Eddy Martono Ditetapkan Sebagai Ketua Umum GAPKI 2023-2028
  • BPDPKS dan Aspekpir Mendukung Program Pemberdayaan Usaha Kecil
  • Wali Kota Pontianak Mengapresiasi Bank Indonesia Menggelontorkan 38 Ribu Sertifikat Halal Bagi UMKM
  • Guru Besar IPB University Ungkap Cara Menghasilkan Riset Penggunaan Lahan dan Perubahan Iklim
  • Aspek-PIR dan BPDPKS Gelar Bimtek Bikopra
  • Menjelang Pemilu Tahun 2024, Provinsi Riau Berkomitmen Melakukan Pencegahan Karhutla
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » PT Behn Meyer Agricare: Aman Untuk Tanaman Dan Pekebun
Sajian Utama

PT Behn Meyer Agricare: Aman Untuk Tanaman Dan Pekebun

By RedaksiSeptember 8, 20143 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Dengan sisa residu kecil yang ditinggalkan, BM Promax 75 SP  dijamin aman bagi tanaman sawit. Selain itu, produk ini dapat  mengendalikan ulat kantong tanpa membahayakan serangga penyerbuk dan musuh alami lain. 

PT Behn Meyer Agricare memiliki formula khusus untuk mengendalikan ulat kantong yang berpotensi menyerang dapur fotosintesis daun sawit. Produk ini memiliki bahan kandungan aktif asefat sebesar 75%. Permana Ary Sunindya, Marketing  Manager PT Behn Meyer Agricare, mengatakan prinsip dasar insektisida ini berupa racun yang bersifat sistemik melalui aksi kontak dan lambung. Produk ini berbentuk tepung putih yang dapat larut dalam air (soluble powder).

Awalnya produk ini ditujukan mengendalikan hama di tanaman yang bersifat musiman dan tanaman sayuran. Tepat 1993, produk ini mulai dikomersialkan di Indonesia. Pengembangan lebih lanjut dilakukan lewat serangkaian uji coba di Malaysia untuk mengetahui kemampuan produk ini dalam mengendalikan hama pemakan daun di tanaman sawit. Menurut Permana Ary, setelah tujuh tahun dilakukan riset mendalam barulah produk ini diperkenalkan  untuk perkebunan kelapa sawit khususnya bagi pengendalian ulat kantong.

Baca juga :   GAPKI Butuh Karakter Ketua Umum Visioner, Petarung dan Merah Putih

BM Promax 75 SP merupakan produk insektisida bersifat soluble powder yang dapat dicampur air untuk menghasilkan formula sempurna. Formula ini lebih tepat apabila disuntikkan ke jaringan xylem dan phloem tanaman sehingga cepat diserap tanaman. Selanjutnya, formula ini dapat ditranslokasikan ke daun apabila terkontaminasi maka hama yang  keracunan tadi akan segera mati. 

Umumnya, penyebaran hama ini perlu diwaspadai pada tanaman di atas umur enam tahun, karena  penyebaran ulat kantong lebih mudah terjadi di tanaman tua akibat persinggungan antar pelepah daun.

Aplikasi produk ini tidak berbeda dengan produk lain karena dapat dilakukan dengan teknik penyemprotan dan injeksi batang.   Permana Ary menambahkan tanaman yang lebih muda dengan umur kurang dari 2 tahun dapat memakai metode penyemprotan dengan knapsack sprayer. Sedangkan tanaman lebih dari  umur tiga tahun, aplikasinya lebih sesuai dengan teknik injeksi batang (trunk injection).  

Baca juga :   Dwi Sutoro dan Eddy Martono Kandidat Ketum GAPKI, Ini Profil Keduanya

Bagi pekebun, sebelum penyemprotan atau injeksi batang dilakukan, sebaiknya takaran yang direkomendasikan adalah 15 gram per pokok. Dengan pencampuran 1.000 gram BM Promax 75 SP dilarutkan dengan air sampai menghasilkan larutan konsentrasi  1.140 ml. “Jadi untuk pengaplikasian satu hektare kelapa sawit hanya diperlukan 2 Kg  BM Promax 75 SP,” papar Permana Ary dalam jawaban via email. 

Permana Ary menjelaskan berdasarkan pengamatan dan perlakuan di lapangan, maka satu kali aplikasi BM Promax 75 SP akan melindungi daun tanaman sampai enam minggu lamanya. Setelah minggu keenam, pelaku perkebunan  akan memiliki barometer untuk mengetahui apakah perlu dilakukan rotasi atau tidak.

Sebagai contoh, produk perusahaan telah diaplikasikan di Kebun Dalu-Dalu milik PT Hutahaean di Riau yang terkena serangan hama ulat kantong pada Mei 2010. Cukup dengan aplikasi selama dua kali rotasi hama sudah dapat dikendalikan.  

Baca juga :   Dwi Sutoro, Calon Nakhoda Baru GAPKI, Jembatan Industri Dengan Pemerintah

Salah satu nilai tambah yang dimiliki produk tersebut adalah faktor keamanan kepada tanaman dan pengguna. Permana Ary menunjukkan bahwa residu asefat mampu bertahan hingga 15-20 hari dengan kontrol pengendalian mencapai 99.9%. Selain itu, asefat tidak bersifat phythotoxic terhadap tanaman, akan mudah terdegradasi apabila terkena tanah dan relatif aman terhadap musuh alami maupun serangga penyerbuk karena tidak memiliki sifat kontak.

Permana Ary Sunindya menyarankan program monitoring merupakan tindakan paling tepat untuk mengantisipasi serangan ulat kantong. Monitoring ini bertujuan mengetahui jenis atau spesies hama ulat kantong, populasi per pelepah dan luasan yang terserang serta fase perkembangannya. Harapannya, dapat memetakan serangan dan tindakan yang diperlukan. Kesalahan  monitoring dapat berimbas kepada ledakan jumlah hama di lapangan, dan tindakan pengendalian akan terlambat sehingga berpotensi hilangnya hasil panen yang signifikan. Untuk itu, tindakan pencegahan sangatlah tepat diterapkan sebelum hama ulat kantong menyebar di tanaman. (Qayuum Amri)

kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Dwi Sutoro dan Eddy Martono Kandidat Ketum GAPKI, Ini Profil Keduanya

2 days ago Berita Terbaru

Pesan Bang Joefly Jelang Munas GAPKI XI

3 days ago Berita Terbaru

GAPKI Butuh Karakter Ketua Umum Visioner, Petarung dan Merah Putih

4 days ago Berita Terbaru

Dwi Sutoro, Calon Nakhoda Baru GAPKI, Jembatan Industri Dengan Pemerintah

4 days ago Berita Terbaru

Wilmar Dapat Pujian Dari Wamenaker Terkait Perlindungan Perempuan dan Anak

5 days ago Berita Terbaru

Eddy Martono: Saya Siap Pimpin GAPKI

1 week ago Berita Terbaru

Perusahaan Amerika Serikat Gandeng Apkasindo Hasilkan Cuan dari Limbah Sawit

1 week ago Berita Terbaru

SARASWANTI-TIC Terus BerinovasiDalam Layanan Jasa Penilaian

2 weeks ago Sajian Utama

Imbas Harga Pupuk, Dana Replanting Astra Agro Naik Menjadi Rp 120 Juta/ha

3 weeks ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru

Majalah Sawit Indonesia Edisi 136

Edisi Terbaru 2 weeks ago2 Mins Read
Event

Diskusi Hybrid Strategi Indonesia Menjadi Barometer Harga Sawit Dunia

Event 1 week ago2 Mins Read
Latest Post

Inovasi Teknologi Syngenta untuk Industri Kelapa Sawit Indonesia

7 hours ago

PSR BPDPKS Meningkatkan Kesejahteraan Petani Sawit

10 hours ago

Sah, Eddy Martono Ditetapkan Sebagai Ketua Umum GAPKI 2023-2028

23 hours ago

BPDPKS dan Aspekpir Mendukung Program Pemberdayaan Usaha Kecil

1 day ago

Wali Kota Pontianak Mengapresiasi Bank Indonesia Menggelontorkan 38 Ribu Sertifikat Halal Bagi UMKM

1 day ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version