Dengan bahan aktif dimehipo, produk Manuver 400 SL sangat efektif mengendalikan ulat kantong di perkebunan sawit. Nilai tambah dari produk ini tidak membuat empulur (pelepah) sawit membusuk yang dapat memperpendek umur tanaman.
Berawal dari kebutuhan pelaku perkebunan sawit, PT Biotis Agrindo mengujicobakan produk Manuver 400 SL untuk pengendalian ulat kantong di salah satu perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Sumatera Utara. Rusmanto, Manager R&D PT Biotis Agrindo, menceritakan perkebunan tersebut kewalahan menghadapi serangan ulat kantung yang menyebar dengan sangat cepat sekitar periode 2005-2006. Akibatnya, pokok kelapa sawit menjadi meranggas sehingga menimbulkan kerugian cukup besar. Beberapa tahun sebelumnya, perusahaan tersebut biasa memakai insektisida berbahan aktif monocrotophos untuk mengendalikan ulat kantong. Tetapi bahan tersebut tidak lagi digunakan setelah keluarnya regulasi yang melarang pemakaian insektisida berbahan aktif monocrotophos .
Sebagai solusinya, lanjut Rusmanto, perusahaan tadi memilih produk Manuver untuk mengendalikan hama ulat kantung. Uji coba dipraktekkan kepada tanaman sawit dalam lahan skala kecil. Ternyata, hasilnya cukup menggembirakan karena efektif mengendalikan hama ulat kantong. “Melihat keberhasilan tadi, barulah Manuver didaftarkan ke Komisi Pestisida untuk mendapatkan persetujuan sebagai pengendali hama ulat kantong,” ujar Rusmanto ditemui di kantornya yang berlokasi di Pluit, Jakarta Barat.
Lalu, bahan aktif apa yang terdapat di Manuver 400 SL sehingga dapat mengendalikan hama ulat kantong? Rusmanto menjelaskan produk ini berbahan dimehipo dengan kandungan 400 gr dalam setiap satu liter botol Manuver 400 SL. Manuver bersifat pekatan yang merupakan insektisida racun kontak, lambung dan sistemik. Dimehipo golongan neritoxin yang murni hasil sintesa penelitian dari Republik Rakyat Cina (RRC). Dalam penggunaannya, cairan Manuver dilarutkan dengan air yang nantinya akan berwarna coklat kemerahan. “Penggunaan Manuver direkomendasikan untuk tanaman sawit di atas umur 6 tahun. Makanya kami tidak rekomendasikan pemakaian di tanaman bawah usia 6 tahun karena dapat mengganggu pertumbuhan,” ujar dia.
Aplikasi Manuver 400 SL digunakan melalui teknik injeksi batang. Teknik injeksi ini lebih efektif dibandingkan metode semprot karena cairan masuk ke dalam tubuh ulat kantong. Seperti diketahui, tubuh ulat kantong telah dilindungi daun-daun kering yang sengaja digulung menjadi sebuah kantung. Itu sebabnya metode semprot kurang berhasil diterapkan karena tidak mungkin seluruh cairan mengenai tubuh ulat kantong tadi.
Rusmanto memaparkan teknik semprot tidak akan berhasil apabila intensitas serangan ulat kantong sudah tinggi, dengan gejala daun sudah melidi. Untuk itu, perlu sesegera mungkin memakai insektisida yang dapat membuat ulat kantung mati. Kelebihan lain injeksi tidak akan mengganggu serangga dan organisme lain di pohon sawit, karena lebih tertuju kepada hama ulat kantong.
Aplikasi teknik injeksi batang dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu bor, suntik, dan tutup. Pertama, batang tanaman sawit dibor untuk membuat lubang sedalam 20 cm bagi tanaman usianya 6-15 tahun, sementara tanaman diatas 15 tahun sebaiknya lubang lebih dalam lagi . Letak lubang ini berada di ketinggian satu meter dari atas tanah. Sebelum dibor, batang dapat dibersihkan dari pelepah yang menempel. Sudut kemiringan pengeboran berada pada 45 derajat. Rusmanto menjelaskan lubang yang dibuat sebaiknya dua lubang yang posisinya saling berlawanan,
Komposisi campuran Manuver 400 SL dan air yaitu 1:1 artinya 15 mililiter larutan ditambah 15 mililiter air bersih per pohon, sehingga total 30 mililiter. Air berfungsi untuk mencegah warna daun menjadi menguning. Barulah, larutan insektisida ini disuntikkan ke dalam batang.
Setelah proses penyuntikan, kata Rusmanto, lubang tersebut ditutup tanah yang bertujuan mengurangi proses penguapan dan mencegah masuknya air ke dalam lubang suntikan tadi. Rusmanto mengatakan larutan yang masuk ke dalam batang tadi terbawa proses evaporasi yang akan sampai ke daun sehingga dapat termakan ulat. Dampaknya, ulat tersebut akan mati yang baru dapat terlihat hasilnya dalam waktu 30 hari untuk mencapai kematian ulat kantung 90% setiap pelepah.
Rizal Damanik, Manager Kebun PTPN IV, mengatakan produk Manuver 400 SL ini mulai digunakan semenjak 2006 yang sangat efektif mengendalikan ulat kantong di tanaman sawit. Dengan menggunakan teknik injeksi batang tidak akan mengganggu lingkungan.
Rusmanto memaparkan bahan dimehipo ini mempunyai nilai tambah yang berbeda dengan produk lain, karena tidak membuat pembusukan di empulur sawit. Hal ini berdasarkan ujicoba yang dilakukan dengan membelah batang kelapa sawit setelah pertama kali disuntik larutan Manuver 400 SL. Apabila terjadi pembusukan, usia tanaman sawit akan lebih pendek dari biasanya yang mencapai 25 tahun.
Terkait aspek keamanan, bahan aktif dimihepo ini akan terdegradasi dalam waktu 45 hari yang berarti menjadi pecah dan tidak akan beracun lagi. Menurut Rusmanto, faktor keamanan tetap menjadi prioritas perusahaannya dan sampai hari ini terbukti belum ada keluhan dari pembeli yang menggunakan Manuver 400 SL. Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menjadi pengguna sebagian besar mengekspor CPO ke Amerika Serikat dan Uni Eropa. “Hal ini membuktikan produk kami aman digunakan,” pungkasnya. (Qayuum Amri)