Dalam hitungan menit, ulat api akan jatuh dan akhirnya mati setelah terkena larutan Decis. Decis sangat efektif dalam pengendalian ulat api. Keunggulan lain, hama tidak akan menyerang tanaman yang sudah diaplikasi oleh insektisida produksi Bayer CropScience ini.
Andi Sugiri, Crop Manager For Plantation PT Bayer Indonesia, menjelaskan Decis memang insektisida yang tepat untuk mengendalikan hama seperti ulat api. Sebab, produk ini tidak menimbulkan bahaya untuk tanaman menghasilkan (TM) atau Tanaman belum menghasilkan (TBM) pada kelapa sawit.
Decis merupakan produk yang terdaftar di 31 jenis hama pada lebih dari 25 jenis tanaman. Dampak yang diberikan produk ini berupa racun kontak dan lambung yang bekerja cepat dalam mengendalikan ulat api. Sebagai informasi, siklus ulat api mencapai tujuh fase instar pada masa larva. Decis diaplikasikan pada masa larva mulai instar dua, tiga, empat dan lima. Pada fase instar kelima, lapisan lilin ulat api sudah menebal, sehingga diperlukan jumlah produk dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
Produk ini bekerja dengan cara membuka saluran natrium secara permanen yang mengakibatkan saraf serangga terangsang secara terus-menerus. Akibatnya, hama mengalami kejang-kejang yang membuat sistem saraf hama terganggu dengan memblokir saluran natrium impuls saraf ulat api. Efek permanen yang dirasakan pada perangsangan saraf terus menerus inilah yang akan menyebabkan kematian hama ulat api.
Selain itu, produk ini juga berfungsi untuk menolak hama muncul kembali. Dengan efek repellent-nya, Decis mampu menolak datangnya hama pada tanaman yang disemprot. Artinya, Decis bisa menjadi salah satu produk yang berfungsi untuk menolak kehadiran ulat api pada lahan kelapa sawit. “Untuk itu, Decis sangat efektif mengendalikan serangan hama ulat api,” ujar Andi.
Menurut Andi, biasanya pekebun menggunakan kemasan Decis 5 liter. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki Decis antara lain; pertama, dapat mematikan ulat api dengan sangat baik dimana ulat api yang terkontaminasi larutan ini dalam hitungan menit langsung jatuh dan akhirnya mati. Kedua, produk ini juga disertai oleh efek anti feeding yaitu hama akan berhenti makan. Sehingga ulat api yang belum mati tidak akan membuat kerusakan pada daun tanaman. Ketiga, Decis juga memiliki efek repellent. Dengan demikian, ulat api akan menghindar dari tanaman yang telah diaplikasi. Keempat, penggunaan dosisnya yang cukup rendah dibandingkan dengan produk insektisida lainnya.
Untuk dosis aplikasi, kata Andi, sebanyak 250-300 mililiter per hektar. Takaran ini sangat efektif mengendalikan ulat api yang dapat terlihat dari jumlah ulat api mati. Dengan demikian, tanaman terhindar dari kerusakan akibat serangan hama ulat api.
Waktu Aplikasi
Agar optimal, aplikasi Decis dilakukan dengan cara penyemprotan. Hal ini dilakukan karena racun insektisida ini langsung menyerang secara kontak dan lambung pada ulat api yang berada di tanaman.
Andi menjelaskan jika aktivitas penyemprotan juga dilakukan tergantung situasi serangan yang dilakukan oleh ulat api. Sehingga tak ada patokan bulan, tahun dalam proses penyemprotan Decis. “Semuanya tetap tergantung pada ambang batas kehadiran hama ulat api,” ungkap Andi.
Tak hanya itu, waktu aplikasi dalam proses penyemprotan dengan menggunakan fogging juga mesti tepat agar efektif dalam mengendalikan ulat api,yaitu pada malam hari.(Hendro R/Qayuum)