Dengan teknologi modern, boiler produksi PT Atmindo mempunyai sistem pembakaran sempurna. Biaya perawatan sangat rendah karena tanpa menggunakan model refractory.
Di Indonesia, jumlah produsen boiler sangatlah sedikit terutama yang profesional dan dapat dipercaya pelaku sawit. PT ATMINDO termasuk perusahaan penghasil boiler yang telah dikenal kalangan industri sawit di dalam negeri. Berdiri pada 1926, PT ATMINDO berawal dari bengkel perbaikan mesin dan alat perkebunan. Mulai 1972, perusahaan telah dikenal menjadi produsen boiler.
Rudy Susanto selaku Direktur PT ATMINDO, menyatakan bahwa PT ATMINDO baru memindahkan workshopnya ke lokasi baru yang lebih besar dan dengan fasilitas yang lebih modern sehingga proses fabrikasi dapat berjalan lebih efisien, efektif, lead time yang lebih pendek, dan kualitas boiler yang dihasilkan tetap terjaga mutunya. Kantor pusat dan workshop berlokasi di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Jhonson Silalahi, Engineering Manager PT ATMINDO, menjelaskan keunggulan dari produk boiler ATMINDO karena memakai membrane wall, yang mana di antara pipa yang satu dengan yang lain dipasang FIN dan dilakukan pengelasan full (Full Welding ) sehingga membentuk panel wall. Di dalam menghasilkan panel membrane wall full welded yang berkualitas baik, PT ATMINDO telah menggunakan teknologi terbaru dengan mesin las otomatis yang lebih modern untuk dapat memenuhi standar yang dibutuhkan.
Sedangkan, boiler konvensional bukan dengan pengelasan full dimana diantara fin pipa yang satu dengan yang lain hanya dilakukan tack weld.
Boiler ATMINDO tidak lagi memakai refractory yang umumnya dipakai sebagai bahan penahan panas. Menurut Jhonson, dengan model membrane wall ini boiler akan dilapisi oleh rock wall dengan tebal 4” dan hal ini sangat efektif dalam menahan panas. Dengan menggunakan membrane wall, sistem pembakaran boiler lebih sempurna karena energi panas hasil pembakaran akan langsung diserap oleh pipa dengan cara konveksi dan radiasi. Grate atau tungku pembakaran juga terbuat dari pipa juga dengan membrane wall dan water cooled. Keunggulannya adalah jumlah pembakaran akan lebih cepat karena grate juga berfungsi sebagai heating surface. Sehingga apabila tidak ada udara dari primary air ( bawah) grate tidak akan terbakar karena pendingin tetap dilakukan oleh air yang ada di dalam pipa.
Tunggul Sitorus, Erection dan Commissioning Manager, menjelaskan penggunaan membrane wall di boiler juga mendorong efisiensi pabrik kelapa sawit. Contohnya, pabrik kelapa sawit berkapasitas 30 ton per jam yang dilengkapi dengan Boiler ATMINDO berdaya 20 ton per jam dan tekanan 23 bar. Dalam pabrik tersebut terdapat turbin yang berkapasitas 1200 KW tetapi suplai listrik cukup dipergunakan 600 KW dan steam consumption 18 ton per jam sudah dapat memenuhi kebutuhan listrik di pabrik tersebut.“Jadi untuk start pertama, pembeli memakai dulu genset. Setelah pabrik beroperasi, genset dapat dimatikan sebab kebutuhan listrik dihasilkan dari boiler,” ujarnya.
Desain boiler untuk pabrik kelapa sawit lebih difokuskan kepada teknologi pembakaran biomass dengan sistem pembakaran 70% dari secondary dan 30% dari primary. Di boiler konvensional, sistem pembakaran 70% berasal dari primary karena grate terbuat dari cast iron sehingga membutuhkan suplai udara yang lebih besar. Hal ini tetunya bertentangan dengan sistem pembakaran biomass dengan 30% fix carbon dan 70% velotile hanya membutuhkan 30% udara dari primary. Akibat dari pembakaran yang tidak sempurna ini maka timbul black smoke (asap hitam).
Bahan bakar yang digunakan boiler ATMINDO bersumber dari cangkang, fibre, batubara, dan wood/wood chip. Menurut Jhonson Silalahi, bahan baku pembakaran boiler dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen.
Wilmar Nainggolan, Manufacturing Manager, menambahkan saat ini PT ATMINDO menghasilkan tiga jenis boiler yaitu Water Tube Boiler, Combi boiler, dan Fire Tube boiler. Water tube boiler dilengkapi dengan membrane wall dan water cooled grate. Kapasitas yang dimiliki water tube boiler adalah minimal 15 TPH (Ton Per Hours), dengan tekanan boiler antara 20 bar-40 bar.
Combi boiler merupakan kombinasi dari water tube boiler dan fire tube boiler. Desain kapasitasnya yaitu 5 ton per jam-12 ton per jam dan tekanan boiler adalah 12 bar-23 bar. Tak hanya itu, jenis fire tube boiler masih diproduksi ATMINDO. Boiler jenis ini hanya untuk berkapasitas rendah.
Nilai tambah lain dari boiler ATMINDO telah dikenal menjadi pelopor vibro grate. Teknologi ini akan membantu operator dalam pembuangan abu, karena tungku pembakaran bergerak otomatis menurunkan debu. Sedangkan fix grate, operator harus mengambil debu sendiri sehingga kurang efisien dalam pekerjaan.
Selain boiler, PT ATMINDO juga memproduksi pressure vessel seperti sterilizer body, sterilizer door, steam deaerator, back pressure vessel dan juga peralatan mechanical pabrik kelapa sawit lainnya.
Negara-negara Afrika telah mengenal boiler ATMINDO sejak beberapa tahun lalu. Menurut Jhonson Silalahi, ekspor boiler ditujukan ke benua Afrika dengan konsumen utama industri sawit dan insdustri pabrik karet. Baru-baru ini, sudah dibangun boiler di Liberia untuk pabrik karet, pabrik sawit di Nigeria, Kamerun, Pantai Gading dan Kongo. Kemudian menyusul permintan boiler untuk Ghana beserta Pantai Gading.
Pengalaman lebih dari 40 tahun membuat PT ATMINDO sudah memahami pentingnya menjaga kepercayaan konsumen. Untuk itu, perusahaaan sangat teliti memeriksa hasil produksinya. Suparlan, Quality Assurance Manager mengungkapkan setiap boiler wajib melewati pengawasan mutu sebelum sampai di tangan pembeli. Pengecekan dilakukan mulai dari incoming material, saat proses fabrikasi, finish fabrikasi dan ready for shipment. “Kami ingin memastikan mutu boiler tidak mengecewakan pembeli,” paparnya.
PT ATMINDO yakin produknya diterima kalangan pelaku sawit dalam dan luar negeri. Sejauh ini, kata Rudy Susanto, belum ada keluhan yang sifatnya berat. Kendati demikian, layanan optimal baik pra dan purna jual diberikan perusahaan guna menghadapi persaingan dengan produsen lain. Apalagi dari aspek harga relatif kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
PEMASARAN DAN LAYANAN PURNA JUAL
Pemasaran boiler ATMINDO telah menjangkau seluruh daerah di Indonesia. PT ATMINDO telah memiliki satu kantor perwakilan di Jakarta. Duddy Wangsahardja, Marketing Perwakilan Jakarta mengungkapkan perwakilan ATMINDO ditujukan supaya dapat membangun hubungan lebih dekat dengan konsumen. Ibaratnya, dapat menggunakan sistem jemput bola. “Kami ingin lebih aktif untuk jemput konsumen, sehingga kapanpun konsumen memerlukan, kami siap bertemu. Selain itu, sudah banyak perusahaan sawit mempunyai kantor pusat di Jakarta,” katanya.
Untuk purna jual, menurut Misno Utomo, Manager Service dan Parts PT ATMINDO, akan dilayani oleh bagian purna jual (after sales service) yang bernaung dibawah Departemen Service dan Parts, yang berfungsi memberikan saran, rekomendasi kalau pembeli membutuhkan perawatan produk dan membantu konsumen yang kesulitan dalam pengoperasian boiler. Salah satu kebijakan kami adalah membebaskan biaya inspeksi untuk semua boiler ATMINDO. Klien hanya perlu menyediakan transportasi dan akomodasi teknisi atau engineer yang melakukan inspeksi.
Selain itu menurut Rudy Susanto, bentuk pengakuan kualitas boiler PT Atmindo ditunjukkan dengan kelulusan penilaian dari Black & Veatch International Company (BVI). Setiap perusahaan boiler yang lulus penilaian BVI mendapatkan akses untuk mengajukan tender ke PLN. “Di Indonesia, baru empat perusahaan boiler yang lolos audit BVI. Hal ini akan membuat orang tahu kualitas boiler kami,” paparnya.
KUALITAS SDM HANDAL
PT ATMINDO telah menerima sertifikat ISO 9001:2008 terkait Quality Management dari TUV Nord. Pieter Simanjuntak, Management Representative PT ATMINDO, menjelaskan kualitas sumber daya manusia perusahaan ditingkatkan lewat pelatihan dan peningkatan kompetensi. Perusahaan selalu memberikan kesempatan kepada pekerjanya untuk belajar meningkatkan pengetahuan dan skill. (Qayuum Amri)