SINGAPURA, SAWIT INDONESIA – Andersen Tanoto, Direktur RGE Indonesia, menyebutkan program biodiesel campuran 20% dari sisi teknikal analisis dan supplai permintaan cukup mempengaruhi tren kenaikan harga CPO beberapa bulan belakangan.
“Tahun depan biodiesel akan menyerap tiga juta sampai empat juta ton pertahun. Jadi, biodiesel ini menyerap kapasitas CPO secara langsung. Kalau suplai turun maka price semestinya naikkan,” kata Andersen di Singapura pada Selasa (3/4).
Menurutnya, lahan sawit banyak ditanam mulai dari tahun 2010 yang baru produksi tiga tahun mendatang. Makanya, diperkirakan tahun depan akan banyak volume minyak sawit masuk ke pasar. Sayangnya, permintaan ekspor dari negara di luar seperti Tiongkok dan India sedang melemah.
Di Indonesia, kata Andersen, kapasitas terpasang biodiesel RGE melalui anak usahanya Apical sebesar 500 ribu ton. Kepada SAWIT INDONESIA, Andersen menyebutkan perusahaan belum ada rencana meningkatkan kapasitas produksi biodiesel.
Lahan perkebunan sawit yang dikelola perusahaan seluas 160 ribu hektare terdiri dari 100 ribu hektare milik perusahaan dan 60 ribu hektare dikelola petani plasma.
Menanggapi pembentukan dewan sawit Indonesia dan Malaysia yang baru terbentuk, Andersen mengatakan kedua negara adalah produsen terbesar CPO dunia sehingga sangatlah bagus dengn adanya dewan ini.
“Kerjasama itu jauh lebih bagus karena dua negara ini selain jarak geografis, juga punya budaya yang dekat kalau kita kerjasama pasti akan ada peluang yang besar,” ujarnya.