Program biodiesel menunjukkan tren positif kepada harga sawit. Kalangan pemerintah dan pelaku usaha mendukung penuh kebijakan ini karena memberikan nilai tambah kepada industri sawit dan berkontribusi positif kepada perekonomian.
Berdasarkan data BPDP, realisasi penyerapan biodiesel sawit tahun 2014 mencapai 1,78 juta kiloliter (KL) atau rata-rata 148.000 KL/bulan. Pada tahun 2014 program biodiesel ditopang oleh subsidi APBN. Di tahun 2015 realisasi penyerapan sebanyak 863.000 KL dengan rata-rata 72.000 KL/bulan. Namun mulai 18 Agustus 2015 dimulai dukungan dana sawit untuk program biodiesel dan dalam tiga bulan terakhir 2015 ada serapan biodiesel rata-rata mencapai 117.000 KL/bulan.
Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, mengatakan program biodiesel sawit memiliki dampak yang luas bagi industri sawit sendiri. Penyerapan biodiesel di dalam negeri telah menjaga stabilitas harga sawit. Harga CPO sebelum ada program BPDP Sawit pada periode Januari-Agustus 2015 harga minyak sawit terjun bebas. Akan tetapi, sesudah program ini mulai bergulir pada 18 Agustus harga sawit beranjak naik. Ditambah mulai tanggal 9 November 2015 BPDP mulai melakukan pembayaran dana subsidi biodiesel.
“Dalam posisi future, harga CPO dalam posisi optimis. Tanpa adanya program biodiesel Indoensiadiperkirakan harga minyak lebih anjlok,” kata Bayu.
Dalam perdagangan di Bursa Malaysia (MDEX), harga CPO menuju tren positif dari posisi RM 2531 per ton pada 4 Februari 2016. Lalu bertengger lebih tinggi pada level RM 2.639 pada perdagangan 12 Februari 2016.
Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, mengatakan dengan kenaikan produksi biodiesel dan ekspor produk olahan berdampak bagus kepada kenaikan harga CPO. “Ini merupakan kesempatan kepada BPDP untuk subsidi biodiesel. Tapi bisa dilihat lagi sebagai upaya kita sebagai Indonesia produsen dan eksportir biodisel yang terkuat di dunia,” jelasnya.
Bayu menyebutkan, sampai pertengahan Januari 2016 penyerapan biodiesel telah mencapai 107.000 Kl atau diperkirakan rata-rata lebih dari 200.000 KL/bulan. “Target mandatori B20 tahun 2016 PSO maupun Non PSO mencapai 6,93 juta KL dengan volume biodiesel untuk Non PSO dan PLN sebesar 3,7 Juta KL,” tandasnya.
Tahun ini , BPDP sawit memproyeksikan dana pungutan yang dapat dihimpun sekitar Rp 9,5 triliun. Ditambah dengan dana pungutan dari tahun lalu sekitar Rp 6,4 triliun yang berasal dari sisa dana pungutan tahun lalu sekitar Rp 6,9 triliun. Untuk tahun lalu, sudah dibayarkan pembayaran dana biodiesel dan pembiayaan program lain mencapai Rp 534 miliar.
(Selengkapnya baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Februari-15 Maret 2016)