JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Untuk kedua kalinya, Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit/Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) melaksanakan program bagi petani kelapa sawit yaitu Smallholders Outreach Program (SOP), sebuah program yang bertujuan menjadi jaringan komunikasi antar petani-petani kecil di negara negara penghasil dan pembudidaya kelapa sawit di tiga wilayah (Asia Pasifik, Central Amerika dan Afrika ) untuk membantu menyumbang pencapaian target keberlanjutan (SDG) sekitar tahun 2030.
Program ini dimulai pada tahun 2020 yang ditargetkan kepada asosiasi petani-petani kecil kelapa sawit. Tahun ini ditargetkan adanya penambahan jumlah peserta. Pelaku-pelaku yang tertarik pada keberlanjutan minyak sawit, seperti pihak-pihak terkait dalam sektor kelapa sawit serta petani-petani kecil didorong untuk ikut serta dalam diskusi 3 hari yang dilakukan secara virtual yang dimulai pada hari Selasa, 2 November dan berakhir pada hari Kamis, 4 November 2021.
“Smallholders Outreach Program adalah program yang menjanjikan untuk meningkatkan taraf hidup petani-petani kecil dari negara penghasil kelapa sawit. Selain itu, program ini akan berjalan efektif melawan isu negatif terhadap kelapa sawit yang tampaknya menghilangkan aspek positif dari berjuta-juta petani kecil yang hidupnya sangat tergantung dari budidaya dan hasil kelapa sawit,” ujar Dupito.
Kegiatan ini menghadiran pembicara yaitu Djono A. Burhan, Pengurus Hubungan Internasional Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Adzmi Hassan Asosiasi Nasional Petani Kecil Malaysia (NASH), dan Alcibiades Hinestroza bersama dengan Dr. Alexandre Patric Cooman dari CENIPALMA.
Hadir pula perwakilan petani sawit dari berbagai negara antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Papua New Guinea, Filipina, Sri Lanka, dan India.
Djono A. Burhan menyampaikan presentasi tentang prinsip-prinsip utama dari Praktik Baik Pertanian (GAP) dan sebuah video yang menunjukan cerita-cerita sukses petani-petani kecil kelapa sawit dari provinsi Riau sebagai daerah kebun kelapa sawit terluas di Indonesia.
Adzmi Hassan dari Asosiasi Nasional Petani Kecil Malaysia (NASH) dengan bangga memberi tahu para peserta tentang skema sertifikasi wajib yang ditanam di dalam negeri Malaysia yaitu Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) yang telah dibiayai oleh pemerintah untuk para petani kecil.
Sementara itu, Alcibiades Hinestroza menceritakan beberapa kisah sukses dalam praktik terbaik yang biasa diterapkan oleh petani kecil Kolombia. Salah satu hal yang disampaikan oleh CENIPALMA adalah sebuah alat bernama Index Keberlanjutan (Sustainability Index) dimana sebuah baseline dibentuk untuk membantu penerapan praktik baik di bidang pertanian.
Untuk menutup program tiga hari SOP 2, Tan Sri Datuk Dr. Yusof Basiron, Eksekutif Direktur CPOPC mengatakan bahwa petani kecil adalah tulang punggung dari rantai pasokan kelapa sawit karena tanpa mereka, rantai pasok dan dinamika ekonomi dari seluruh dunia akan terpengaruh.
Ia menambahkan bahwa CPOPC memainkan peran yang penting dalam memperbaiki kapasitas petani kecil dari banyaknya negara penghasil dan pembudidaya kelapa sawit serta meneruskan komitmen tersebut.