JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Dinas Pertanian Kabupaten Keerom mengeluarkan rekomendasi supaya hasil panen petani plasma PTPN II dapat dijual kepada pihak ketiga. Rekomendasi ini sebagai solusi atas penutupan pabrik sawit PTPN II Kebun Arso, Keerom, Papua.
Dalam surat bernomor 525/584/DPP mengenai pembelian TBS yang ditujukan kepada PT Tandan Sawita Papua disebutkan bahwa Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Keerom mengarahkan dan memberikan solusi sementara kepada petani plasma KKPA untuk menjual hasil panennya kepada PT Tandan Sawita Papua (pihak ketiga).
Terbitnya surat ini untuk menindaklanjuti pengaduan DPW APKASINDO Provinsi Papua ke Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan dengan permasalahan tidak adanya kepastian pabrik kelapa sawit PTPN II Kebun Arso untuk menerima TBS petani plasma KKPA dan dilakukan penutupan sepihak oleh PTPN II pada 3 Oktober 2018.
Yahmin Hendera Wakil Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Papua menyambut baik keluarnya surat ini karena sangat dibutuhkan petani plasma PTPN II. Keluarnya rekomendasi Dinas Pertanian Keerom sesuai dengan usulan yang diajukan petani.
“Petani butuh solusi ini karena ada tanggungan biaya hidup, pendidikan, dan kredit bank. Sebentar lagi akan ada perayaan Natal juga,”jelasnya.
PT Tandan Sawita Papua adalah anak usaha PT Eagle High Plantation Tbk. Ketika dikonfirmasi perihal surat Dinas Pertanian Keerom mengenai pembelian TBS petani plasma KKPA PTPN II, pihak perusahaan belum dapat memberikan jawaban.
“Kami belum terima surat tersebut. Untuk sementara belum bisa memberikan jawaban,”kata Satrija Wibawa, Sekretaris Perusahaan PT Eagle High Plantation Tbk (EHP).
PT Tandan Sawit Papua mengelola pabrik sawit berkapasitas 60 ton TBS/jam. Dengan beroperasinya pabrik sawit baru ini, EHP telah memiliki sembilan PKS dengan total kapasitas sebesar 2,85 juta ton per tahun.
Yahmin juga meminta PTPN II dan CV Erakarya sebagai mitra pengelola pabrik sawit di kebun Arso untuk memberikan kepastian waktu pembayaran hasil panen petani dari Mei sampai September 2018.
“Sudah tiga kali rapat tapi belum ada solusi pembayaran panen kami,”jelas Yahmin.
Dia juga mengirimkan surat kepada direksi PTPN II untuk menjelaskan persoalan yang terjadi di kebun Arso dan meminta rekomendasi solusi atas masalah tersebut.