JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Asosiasi Petani Sawitku Masa Depanku (SAMADE) mendesak pemerintah berani untuk mengambil tindakan tegas kepada Greenpeace Indonesia. Pasalnya kampanye “minyak sawit kotor” secara tidak langsung menuduh petani sawit melakukan praktik buruk di perkebunannya.
“Kami (petani) meminta pemerintah untuk mengusir Greenpeace dari Indonesia. Mereka itu sudah menjadi pengkhianat,” kata Tolen Ketaren, Ketua Umum SAMADE, di Jakarta, Rabu (5 November 2018).
Tolen merasa geram dengan tuduhan minyak sawit kotor yang dikampanyekan Greenpeace. Karena petani terkena imbas dari kampanye tadi karena petani menyuplai buah sawit yang diolah menjadi minyak sawit.
“Imbasnya, dunia berpendapat bahwa sawit memang kotor. Salah satu penyebab anjloknya harga sawit dikarenakan black campaign Greenpeace ini,” kataTolen.
SAMADE yang beranggotakan 7.800 petani sawit tidak akan ragu melabrak Kantor Greenpeace apabila kampanye hitam terus berlanjut.
“Petani bisa nglurug (melabrak) Greenpeace. Karena keluarga kami dan biaya pendidikan anak dari sawit. Petani bisa lakukan apapun jika sawit terus diganggu,” tegas Tolen.
Secara terpisah, dalam keterangan resmi, Greenpeace menyatakan sama sekali tidak berkeinginan menghentikan atau mengacaukan industri sawit di Indonesia, apalagi laju perekonomian nasional.