NUSA DUA – Konferensi Internasional untuk Kelapa Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2016 membawa solusi kepada pemangku kepentingan kelapa sawit berkaitan produktivitas, pengurangan emisi gas rumah kaca dari produksi kelapa sawit dan melibatkan petani dalam perubahan iklim.
Ketua Komite Penyelenggara ICOPE 2016 , JO Caliman menyebutkan konferensi internasional dua tahunan ini menghasilkan teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim tersedia untuk membantu industri kelapa sawit. Yang lebih penting, pemangku kepentingan di sektor mendukung petani sawit swadaya kita dengan pemberian insentif yang sesuai, kerangka peraturan, dan bantuan teknis.
Forum ini, kata Caliman, menjadi wadah ilmiah untuk pengembangan kelapa sawit lestari dalam memenuhi tantangan lingkungan.
“Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh delegasi, pejabat pemerintah, ilmuwan, para pemain industri kelapa sawit khususnya petani. Kami ingin terus konferensi ini merumuskan solusi-solusi ilmiah sesuai rencana aksi yang dapat dilaksanakan pemangku kepentingan di sektor kelapa sawit,” lanjut Bapak Caliman.
Acara ini ditutup oleh Rusman Heriawan, Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Menurutnya konferensi yang berjalan tiga hari ini sangatlah penting dalam upaya mengatasi perubaham iklim dan melibatkan peranan kelapa sawit di dalamnya.
Michel Eddi, President Managing Director CIRAD – Pusat Kerjasama Internasional Perancis dalam Penelitian Pertanian untuk Pembangunan – mengatakan kerjasama penelitian yang bermanfaat antara pemerintah dan swasta menghadapi tantangan untuk membatasi perluasan perkebunan sawit melalui intensifikasi produksi lestari, peningkatan kemampuan pelaku utama seperti petani sawit, dan promosi strategi pembangunan yang dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan keanekaragaman hayati sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Peningkatan ketahanan sektor secara menyeluruh bergantung pada menguatnya prinsip dan kriteria keberlanjutan yang membutuhkan upaya penelitian bersama yang saat ini terus berlangsung,”jelasnya.
Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 400 delegasi dari 18 negara yang membahas isu-isu tentang bagaimana meningkatkan produktifitas kelapa sawit sembari mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta bagaimana dapat berkontribusi pada target Indonesia yang diumumkan pada COP21. (Qayuum Amri)