JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Prof. Posman Sibuea, Guru Besar Unika Santo Thomas, mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk menghasilkan minyak makan merah karena peluang pasar minyak makan merah sangat prospektif.
“Kita sudah terlambat karena Malaysia sudah lama memproduksi minyak makan merah,” ujar Posman Sibuea melalui sambungan telepon.
Berdasarkan penelusuran redaksi sawitindonesia.com, pelaku industri di Malaysia telah lama menghasilkan Minyak Sawit Merah atau Red Palm Oil semenjak dua dekade lebih.
Ada 10 merek terkenal produk Red Palm Oil yang dihasilkan pelaku industri Malaysia antara lain Harvist Premium Red Palm Cooking Oil, Dr Norman Red Palm Oil, Carotino Red Palm Fruit Oil, Nutrolein Red Palm Oil, Sunno Unrefined Red Palm Fruit Oil, Elaiese Red Palm Fruit Oil, Iko Pure Premium Grade Red Palm Oil, dan MommyJ Premium Red Palm Fruit Oil.
Prof. Nuri Andarwulan, Guru Besar IPB University mengatakan produk minyak sawit merah seperti Carotino sudah dipasarkan semenjak 1994. Di Malaysia, memang ada lebih 10 merek Minyak Sawit Merah.
“Produknya bagus sekali yang dihasilkan Malaysia. Apabila Indonesia ingin menghasilkan produk minyak sawit merah atau minyak makan merah maka kompetitor utama adalah Malaysia,” urainya dalam sebuah diskusi.
Negara lain yang telah menghasilkan minyak makan merah adalah Ekuador, Afrika, dan Amerika Serikat.
“Bahkan negara seperti Afrika menjadi pengguna minyak sawit merah lebih lama dari kita,” paparnya.
Sedangkan di Indonesia, produk minyak sawit merah yang telah beredar antara lain Salmira, D’Borneo, dan Virgin Red Palm Oil.
Prof. Nuri mengatakan spesifikasi minyak sawit merah atau minyak makan merah adalah kandungan karotenoid tinggi mencapai 550 ppm berdasarkan riset peneliti di Malaysia. Ini berarti kandungan produk minyak sawit merah tadi telah mencapai jumlah tersebut.
Selain itu, kandungan vitamin E sebanyak 600 pom di dalam produk minyak makan merah. Informasi ini penting supaya produk minyak makan merah dari Indonesia dapat bersaing di pasar.” Maka komponen dan metode analisisnya harus dikuasai,” pungkas Nuri.