Kenaikan rendemen CPO disebabkan kandungan minyak dalam mesokarp, segar, persentase buah/tandan dan mesokarp/buah setelah aplikasi lebih tinggi daripada sebelum aplikasi. Hal ini terlihat jelas dari performance buah yang warnanya kuning merah mengkilat tidak pucat.
Dengan pemanfaatan limbah PKS secara optimal, hasil produksi yang diperoleh sesuai data di Tabel 9 bahwa aplikasi menaikkan jumlah tandan/ha rerata per bulan sebesar 4,23 dan berat tandan sebesar 0,28 kg .
Prinsip dasar aplikasi pupuk hayati adalah mengupayakan agar inokulan dapat :
- Beradaptasi terhadap, lingkungan baru, bersaing dengan mikroba indigenous didalam rizosfer
- Melakukan perbanyakan dan kolonisasi pada jaringan akar tanaman
- Mempertahankan kelangsungan hidup dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dalam keseimbangan ekologis di lingkungan yang baru.
Secara biologis, tanah dianggap sebagai suatu sistem yang dinamis dan hidup. Aneka mikroflora dan mikrofauna hidup didalam tanah meliputi Actinomycetes, bakteri, ganggang, jamur, cendawan, kapang, nematoda, protozoa, cacing, dan serangga. Bio-degradasi serasah oleh mikroflora dan mikrofauna, secara biokimia akan mensuplai sejumlah besar hara dan bahan organik kedalam tanah. Melalui siklus karbon, bahan – bahan organik dihancurkan dan dioksidasikan antara lain menjadi CO2 oleh aktivitas mikroba, dan mikroba memanfaatkan karbon sebagai sumber energi (Bailey, 1968 dan Gaur, 1981 dalam Erwiyono dan Away, 2000).
Lumsden et al. (1983) menunjukkan bahwa populasi mikroba dalam tanah meningkat dengan meningkatnya bahan organik didalam tanah. Disamping itu penambahan bahan organik kedalam tanah akan merangsang efek antagonis yang mengakibatkan turunnya potensi inokulum pathogen tular tanah (Cook & Baker, 1983, dan Linderman, 1989 dalam Yulianti dan Parbery, 2000). Tanah yang kaya akan berbagai jenis mikroba seperti mikroba pelapuk dan pendaur ulang sangatlah penting artinya dalam mendaur ulang nutrisi, berupa kompos hasil pelapukan serasah, Kompos yang merupakan bahan organis merupakan penyangga hayati yang mempunyai fungsi dalam memperbaiki sifat – sifat fisik, kimia dan hayati tanah, sehingga tanah dapat menyediakan hara dalam jumlah berimbang. Peranan kompos diduga lebih disebabkan oleh kandungan bahan humik sebagai senyawa C yang mantap. Bahan humik (humic dan fulvic acids), telah dilaporkan mampu meningkatkan pertumbuhan mikroba (Visser, 1985). Disamping merupakan senyawa karbon, bahan ini mengandung senyawa N organik berupa asam – asam amino (Coelho et al. 1985). Bahan humik hasil ekstraksi gambut mempunyai karakteristik yang mirip dengan bahan sejenis dan reaktivitasnya tinggi (Goenadi, 1994).
Pupuk hayati yang digunakan pada percobaan ini mengandung 8 golongan mikroba yaitu Lactobacillus, Actinomycetes, bakteri nitrifikasi, bakteri pelarut fosfat, bakteri fotosyntetik, bakteri perombak selulosa dan lignin. Bakteri penambat N, yang juga menghasilkan zat tumbuh IAA dan GA, mampu menghasilkan antibiotik pembunuh pathogen tanah. Sedangkan Acrtinomyetes berperan dalam mendekomposisi bahan anorganik dan mengikat struktur liat tanah. Menurut Kloepper et al. 1989, bakteri yang hidup bebas didalam tanah dan bersifat menguntungkan digolongkan sebagai mikroba penambat hara. Bakteri – bakteri ini memiliki kemampuan untuk menambat N2 dari udara dan menyediakannya bagi tanaman dan juga menghasilkan antibiotik, berbagai macam fitohormon, vitamin dan enzim – enzim yang dapat memacu pertumbuhan tanaman. Bakteri – bakteri yang termasuk kedalam kelompok ini diantaranya adalah Bacillus (Lactobacillus) spp. (Glick, 1995). Mikroba ini memiliki peran penting dalam mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan melalui pengaruh langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung berupa penekan populasi patogen, sedangkan pengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman, berupa penyediaan komponen yang berperan sebagai regulator pertumbuhan dan membantu penyerapan nutrisi dari lingkungan.
Kebanyakan dari strain Bacillus (Lactobacillus) menghasilkan berbagai macam antibiotik yang menghambat jamur/kapang berfilamen, antibiotik yang dihasilkan terutama subtilin, bulbiformin, mikosubtilin dan bacilomisin (Henis dan Chet, 1975), bacilin dan baciterasin (Raymundo et al, 1985) Beberapa antibiotik dihasilkan oleh strain – strain tersebut bersifat ekstraseluler, dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen (Henis dan Imbar, 1968). Beberapa strain Bacillus (Lactobacillus) efektif dalam melarutkan (lisis) dinding sel patogen, lisis tersebut diakibatkan oleh enzim yang dihasilkan yaitu kitinase dan glukanase (Salim, 1991).
Tanah yang mengandung berbagai macam mikroba tanah secara umum dapat dikatakan bahwa tanah tersebut memiliki sifat fisik dan kimia yang baik. Tingginya populasi dan beragamnya mikroba dalam tanah hanya mungkin ditemukan pada tanah yang mempunyai sifat yang cocok, seperti tersedianya unsur hara yang cukup, pH tanah yang sesuai, aerasi dan drainase yang baik, air dan sumber energi (C) organik yang cukup untuk mikroba tersebut berkembang dan aktif (Cadish dan Ehaliotis, 1996).
KESIMPULAN DAN SARAN
Pupuk organik ( dalam hal ini campuran LCKS dan solid decanter yang telah difermentasi dengan EM 4) dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk anorganik di kebun kelapa sawit karena terbukti dapat memacu pertumbuhan karena : sifat LCKS + solid decanter yang telah ditambahkan EM 4 memiliki KTK dan KB yang tinggi, yang sangat membantu dalam penyerapan hara tanah. Dan meningkatkan hasil : yaitu kandungan minyak dalam mesokarp segar, persentase buah/tandan dan mesokarp/buah setelah aplikasi lebih tinggi daripada sebelum aplikasi. Resultante dari naiknya ketiga komponen tandan menaikkan rendemen CPO rerata per tahun sebesar 0,99 % . Dengan pemanfaatan limbah PKS secara optimal, hasil produksi yang diperoleh menaikkan jumlah tandan rerata per bulan 4,23 tandan / ha.
Disarankan untuk melestarikan lingkungan dan sumberdaya alam yang terbatas maka penggunaan pupuk organik agar dapat disosialisasikan dengan jalan melakukan seleksi, rekayasa dan pemanfaatan mikroba untuk mengekstrak dan mendaur ulang hara didalam serasah. Mikroba yang telah terseleksi dapat dijadikan pupuk hayati untuk menciptakan pertanian ramah lingkungan.
Oleh: Subronto, Manager R&D PT Asam Jawa (Selesai)