• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Kamis, 2 Februari 2023
Trending
  • Harga Referensi CPO Turun, Periode Februari 2023
  • DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla
  • Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat
  • Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional
  • GAPKI Bermanfaat Untuk Semua
  • Kapasitas Terpasang Pembangkit EBT 2022 Lebihi Target
  • Akibat Banjir Panen TBS Tertunda
  • Gunakan BSF, Korindo Fasilitasi Pengolahan Limbah Organik Pertama di Indonesia
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home » Pelaku Sawit Desak Pemerintah Mundur Dari Apec
Seremoni

Pelaku Sawit Desak Pemerintah Mundur Dari Apec

By RedaksiSeptember 17, 20143 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Tidak diterimanya CPO menjadi produk yang dikategorikan ramah lingkungan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), membuat gerah kalangan pelaku industri hilir sawit. Pemerintah diminta mundur dari forum kerjasama ekonomi ini.

Jumat, 26 Juli 2013, tiga asosiasi industri hilir kelapa sawit berkumpul bersama media massa untuk mendiskusikan gencarnya tekanan terhadap produk kelapa sawit sekarang ini. Hal ini disampaikan oleh Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Asosiasi Pengusaha Oleokimia Indonesia (APOLIN), dan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI).

Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif GIMNI, mengeluhkan isu negatif sawit yang sering diwacanakan negara barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Melalui kampanye negatif tersebut mengakibatkan produk kelapa sawit Indonesia menjadi sulit bersaing, bahkan tidak laku di pasar dunia.

Kampanye negatif ini, kata Sahat Sinaga, memang sengaja dilakukan negara barat yang bertujuan memproteksi produk pertaniannya di pasar dunia. Apalagi, CPO lebih kompetitif dari segi harga karena murah dan produktivitasnya lebih efisien.

Baca juga :   Sikapi Statement Surya Darmadi, Guru Besar IPB: Tidak Benar HGU Terbit, Setelah Sawit Ditanam

“Itu sebabnya, industri kelapa sawit Indonesia berpotensi besar untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dunia,” ujar Sahat Sinaga.

Sebagai contohnya Uni Eropa (UE) memberlakukan tarif antidumping kepada produk biodiesel yang berasal dari Iindonesia. Kendati produsen dapat mengajukan banding tetapi kalau sudah ditetapkan kena tarif maka bea masuk akan berlaku selama enam bulan, untuk selanjutnya dapat diperpanjang sampai lima tahun.

Sahat menilai kebijakan anti dumping ini menunjukkan negara Uni Eropa memang tidak menginginkan negara berkembang untuk dapat lebih maju. Sebab, Uni Eropa berpandangan komoditas unggulan dari negara berkembang seperti kelapa sawit yang dinilai kompetitor dari negara maju.

Baca juga :   Pesan Bang GM : Next Pemimpin GAPKI, Saling Menjaga Harus Dilanjutkan

Paulus Tjakrawan, Sekjen APROBI, mengutarakan akan lebih bagi Indonesia keluar dari keanggotaan APEC sebab terdapat produk ekspor andalan Indonesia seperti sawit dan karet tidak dimasukkan ke dalam kategori green product.

Ditambahkan Paulus, Uni Eropa memang sengaja mengkampanyekan isu negatif kepada minyak sawit Indonesia. Pola yang mereka lakukan juga sistematis yang ini berakibat buruk kepada perdagangan biodiesel Indonesia ke Uni Eropa. Itu sebabnya, penjualan ekspor biodiesel tahun ini diperkirakan akan dibawah1,5 juta ton, dari tahun sebelumnya.

Togar Sitanggang, Ketua APOLIN, menjelaskan tidak hanya masalah di luar negeri saja tetapi dihadapi pelaku hilir sawit, namun muncul juga hambatan dari dalam negeri misalkan masalah pasokan gas. Kalangan produsen oleokimia di Medan dalam beberapa minggu lalu menghadapi masalah berkurangnya suplai gas.Mesti diketahui, masalah gas ini telah terjadi di Belawan selama bertahun-tahun, sayangnya belum dapat diselesaikan hingga sekarang. Oleh karena itu, produsen oleokimia mencari alternatif untuk mengatasi kekurangan pasokan gas alam, caranya memakai LPG supaya refineri tetap beroperasi.

Baca juga :   Berkat Program B30, Devisa Negara Hemat Sampai Rp 122,6 Triliun

Produsen olekimia juga menyayangkan rencana pemberlakuan bea keluar kepada beberapa produk oleokimia. Togar Sitanggang mengatakan sejumlah produk oleokimia akan dimasukkan ke dalam produk yang dikenakan bea keluar, tetapi karakteristik produk oleokimia ini berberbeda dengan produk refineri biasa. (Qayuum)

Related posts:

  1. Agrinex Expo 2012: Optimalisasi Apresiasi Masyarakat Terhadap Produk Pertanian Lokal
  2. Seminar Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) : Membangun Kepatuhan Regulasi Pemerintah
  3. Seminar Dan Muscab Gapki Sumatera Selatan : Perjuangan Industri Sawit Membuktikan Kontribusinya
  4. Unjuk Gigi Produsen Alat Berat dan Otomotif
kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Sikapi Statement Surya Darmadi, Guru Besar IPB: Tidak Benar HGU Terbit, Setelah Sawit Ditanam

23 jam ago Berita Terbaru

Aprobi Jamin Pasokan Biodiesel Untuk Mandatori B35

1 hari ago Berita Terbaru

Menko Airlangga Tegaskan Mandatori B35 Tidak Ganggu Pasokan Minyak Goreng

1 hari ago Berita Terbaru

Berkat Program B30, Devisa Negara Hemat Sampai Rp 122,6 Triliun

2 hari ago Berita Terbaru

Gunakan B35, Isuzu Berikan 3 Tips Perawatan Kendaraan

2 hari ago Berita Terbaru

Pesan Bang GM : Next Pemimpin GAPKI, Saling Menjaga Harus Dilanjutkan

3 hari ago Berita Terbaru

Stok Minyakita Menipis, Zulhas Jadikan Rasio DMO 1:6

3 hari ago Berita Terbaru

Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit

5 hari ago Berita Terbaru

Kabar Buruk, Harga TBS Sawit Jambi Turun Menjadi Rp 2.483,91/Kg Periode 27 Januari -2 Februari 2023

7 hari ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru
Edisi Terbaru

Cover Majalah Sawit Indonesia, Edisi 135

Redaksi SI3 hari ago1 Min Read
Event
Event

Talkshow Sawit Indonesia Award 2022

Redaksi2 bulan ago1 Min Read
Latest Post

Harga Referensi CPO Turun, Periode Februari 2023

7 menit ago

DLHK Riau Minta Perusahaan Siaga Karhutla

1 jam ago

Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Sebagai Bentuk Komitmen Provinsi Sumatera Barat

2 jam ago

Ibu Negara dan Oase-KIM Dukung Penguatan Pangan Nasional

3 jam ago

GAPKI Bermanfaat Untuk Semua

4 jam ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version