• Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Facebook Twitter Instagram
Minggu, 29 Januari 2023
Trending
  • Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit
  • Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU
  • KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas
  • Perkuat Mekanisasi Pertanian
  • Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan
  • Pacu Produksi Tanaman Pangan 2023
  • Stok Pupuk Bersubsidi Aman di Aceh
  • BRI Berdayakan Para Pelaku UMKM Tersebut Agar Mampu Untuk Terus Meningkatkan Produktivitas dan Kualitasnya
Facebook Instagram Twitter YouTube
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Subscribe
  • Beranda
  • Rubrik
    • Analisis
    • Artikel
    • Berita Terbaru
    • Edisi Terbaru
    • Event
    • Hama Penyakit
    • Hot Issue
    • Inovasi
    • Kinerja
    • Oase
    • Palm Oil Good
    • Pojok Koperasi
    • Profil Produk
    • Sajian Utama
    • Seremoni
    • Sosok
    • Tata Kelola
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami
Majalah Sawit Indonesia OnlineMajalah Sawit Indonesia Online
Home ยป Panglima TNI Dan Bahaya Proxy War
Sajian Utama

Panglima TNI Dan Bahaya Proxy War

By RedaksiDesember 18, 20152 Mins Read
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email
Share
WhatsApp Facebook Twitter Telegram LinkedIn Pinterest Email

Negara diminta waspada terhadap potensi perang menggunakan pihak ketiga atau proxy war di masa depan. Pemicunya adalan bertambahnya jumlah populasi manusia tetapi ketersediaan sumber daya alam kian menipis. NGO dapat dimanfaatkan negara lain dalam proxy war.

Semenjak satu tahun lalu, Gatot Nurmantyo, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) aktif berpidato dalam berbagai forum mengenai bahaya proxy war atau perang menggunakan pihak ketiga. Dalam pandangannya, proxy war dipicu oleh bertambah pesatnya populasi penduduk dunia tetapi tidak diimbangi ketersediaan pangan, air bersih, dan energi sehingga akan muncul konflik baru. Posisi Indonesia sebagai negara khatulistiwa sangatlah penting karena menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara.

Baca juga :   Hadapi Resesi Ekonomi Global, DPRD Kabupaten Bengkayang Perkuat Sektor Pertanian

Konflik-konflik di belahan dunia terjadi akibat persaingan kepentingan antarnegara untuk menguasai sumber energi. “Sekitar 70 persen konflik di dunia disebabkan masalah energi. Cadangan energi dunia diperkirakan tinggal 45 tahun lagi. Dan ini bisa habis apabila tidak ada gantinya,” kata Gatot Nurmantyo.

Dampak lebih lanjut dengan meningkatkan kebutuhan energi pada tahun 2007 sampai 2009 mendongrkan naiknya harga pangan dunia sebesar 75 persen. Pada 2043, populasi penduduk dunia diperkirakan mencapai 12,3 miliar jiwa. Dengan asumsi sekitar 2,5 miliar penduduk tinggal di garis ekuator (khatulistiwa) . Sisanya 9,8 miliar adalah penduduk di negara yang berada di luar ekuator. Negara yang berada dalam perlintasan garis ekuator punya kemampuan budidaya tanam sepanjang tahun seperti Indonesia, Asia Tenggara, Afrika Tengah, dan Amerika Latin.

Baca juga :   Aceh Utara Targetkan Peremajaan Sawit 2.000 Ha

Kalau sebelumnya konflik berada di wilayah Timur Tengah. Maka, peperangan berpotensi bergeser di negara ekuator karena perebutan sumber daya energi dan alam.

Dengan perkembangan teknologi, sifat dan karakteristik perang telah tidak lagi sifatnya konvensional antar dua negara. Melainkan mengarah kepada tiga jenis perang yaitu perang asimetris, perang hibrida, dan perang proxy.

Baca juga :   5 Provinsi Tempati Harga TBS Tertinggi Periode 16-21 Januari 2023

Sumber foto: setkab.go.id

(Selengkapnya baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Desember 2015-15 Januari 2016)

Related posts:

  1. PT Sahabat Agro Sejati: Pemilihan Jenis Pks
  2. Benih Nasional Kuasai Pasar Global
  3. PT Mitra Kreasidharma: Pengendali Ulat Kantog Bekerja Sistemik
  4. Tingkatkan layanan, JCB Utamakan Mitra Berdedikasi
kelapa sawit sawit
Share. WhatsApp Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Email Telegram

Related Posts

Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit

18 jam ago Berita Terbaru

Kabar Buruk, Harga TBS Sawit Jambi Turun Menjadi Rp 2.483,91/Kg Periode 27 Januari -2 Februari 2023

3 hari ago Berita Terbaru

Indonesia Diajak Stop Ekspor Sawit ke Eropa, Pengusaha: Jangan Ikut Genderang Malaysia

3 hari ago Berita Terbaru

Hadapi Resesi Ekonomi Global, DPRD Kabupaten Bengkayang Perkuat Sektor Pertanian

4 hari ago Berita Terbaru

5 Provinsi Tempati Harga TBS Tertinggi Periode 16-21 Januari 2023

4 hari ago Berita Terbaru

Aceh Utara Targetkan Peremajaan Sawit 2.000 Ha

7 hari ago Berita Terbaru

Pemprov Kalteng Usulkan Pelepasan Kawasan Hutan TORA 195.727,15 Ha

1 minggu ago Berita Terbaru

Niat Mendag Zulhas Sudah Terwujud, Indonesia Jadi Rujukan Harga CPO Dunia Melalui KPBN

1 minggu ago Berita Terbaru

Target Mendag, Harga Rujukan CPO Indonesia Mulai Juni 2023

1 minggu ago Berita Terbaru
Edisi Terbaru
Edisi Terbaru

Cover Majalah Sawit Indonesia, Edisi 134

Redaksi SI1 bulan ago1 Min Read
Event
Event

Talkshow Sawit Indonesia Award 2022

Redaksi1 bulan ago1 Min Read
Latest Post

Erick Thohir: Pabrik Minyak Makan Merah Sejahterakan Petani Sawit

18 jam ago

Pererat Kerja Sama dan Percepat Penyelesaian Perundingan FTA Indonesia-EAEU

22 jam ago

KPPU Periksa Dua Saksi Dari Pihak Terlapor Dalam Sidang Migornas

2 hari ago

Perkuat Mekanisasi Pertanian

2 hari ago

Sesuai Putusan MK No. 34/PUU-IX/2011,Pemerintah Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan

2 hari ago
WhatsApp Telegram Facebook Instagram Twitter
© 2023 Development by Majalah Sawit Indonesia Development Tim.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Go to mobile version