OWL Plantation selalu terdepan untuk membantu industri kelapa sawit dalam peningkatan produktivitas dan profitabilitas. Perusahaan yang berdiri sejak 2011 ini sukses mengembangkan Sensor Storage Tank CPO dan Aplikasi Penghitungan Janjang TBS (Tandan Buah Segar) sawit.
PT Origin Wiracipta Lestari atau dikenal OWL Plantation selalu membawa solusi terbaru bagi pelaku usaha perkebunan sawit di dalam dan luar negeri. Perusahaan yang sumber daya manusianya merupakan tenaga lokal sangat memahami kebutuhan dari hulu sampai hilir sawit.
“Wabah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan inovasi tim OWL Plantation. Malahan, kami telah berhasil merilis solusi baru yaitu sensor storage tank CPO dan sensor penghitungan janjang TBS sawit. Untuk sekarang solusi ini telah diimplementasikan partner OWL Plantation,” ujar Direktur PT Origin Wiracipta Lestari (OWL), Repindra Ginting pada awal Agustus 2023.
Selanjutnya Repindra menjelaskan Sensor Storage Tank CPO dipergunakan untuk tanki penyimpanan minyak sawit (CPO) dan minyak kernel sawit (PKO) di pabrik. Hadirnya sensor ini mengurangi kegiatan yang selama ini bersifat manual. Selain itu, kegiatan pengambilan data di tanki penyimpanan selama ini bersifat tidak real time.
“Owner pabrik baru memperoleh data stok CPO baru keesokan hari bahkan bisa minggu depan. Lain halnya dengan implementasi sensor ini, data yang diperoleh secara aktual,” urai Repindra.
Sensor storage tank dijajaki pembuatannya lantaran ada kebutuhan di tataran pelaku usaha. Seringkali ada penyelewengan dan manipulasi data. Sebagai contoh, dapat saja ada temuan banyak air di dalam storage di akhir tutup tahun buku. Atau saat berita acara pencucian tanki dilakukan manipulasi seakan-akan minyak sawit banyak terbuang.
“Implementasi sensor ini akan memberikan data riil tanki penyimpanan, tidak dikurangi atau dilebihkan. Sebagai contoh, manajemen pabrik diberikan target OER 23, ketika dapat terlampaui sampai 24. Di lapangan, data OER diisi 23,5 karena target telah tercapai. Sisanya 0,5 dapat disimpan untuk besok,” ujar Repindra.
Yang harus dipahami bahwa ketersediaan stok menjadi kunci penting bagi tim sales dan akuntan. Menurutnya, data stok harus aktual dan riil untuk penjualan perusahaan.
Lalu bagaimana sensor ini bekerja? Repindra mengatakan bahwa alat sensor dipasang di tangki penyimpanan CPO yang akan bekerja mengukur volume/kapasitas tangki. Dibandingkan manual yang memakai alat dengan dicelupkan ke dalam tangki, maka akurasi sensor jauh lebih bagus.
“Selama ini untuk mengetahui kapasitas menggunakan alat ukur manual dan untuk mengetahui volume CPO juga masih menggunakan formula yang manual,” kata Repindra.
Menurutnya, sensor dipasangkan di tempat pengukuran manual. Jadi, sensor ini bekerja mengukur volume ketinggian dan suhu yang menggunakan kalkulasi metrik tanki penyimpanan. Keunggulan lainnya adalah sensor ini dapat membedakan air, endapan lumpur, dan minyak mentah sawit (CPO).
“Jadi ada pelampung untuk membantu sensor bekerja. Pelampung ini dapat membedakan berat jenis apakah itu air, lumpur, atau minyak sawit. Makanya terdapat tiga pelampung,” ujarnya.
Dikatakan Repindra, hasil pengukuran tadi secara otomatis akan mengirimkan data yang telah terkoneksi Wifi. Data tadi akan tersambung dengan server data yang berada di pabrik sawit. Pihak manajemen dapat mengatur waktu pengambilan data penyimpanan sesuai standar operasional perusahaan.
“Kita tinggal menggunakan timer berapa jam sekali untuk pengambilan data. Sensor ini akan bekerja sesuai waktu pengukuran yang telah ditetapkan,” ujar Repindra.
Repindra menuturkan kebutuhan listrik sensor ini dapat dipenuhi dari genset pabrik sawit. Syaratnya, pabrik memiliki kemampuan untuk menghasilkan listrik sendiri serta menjaga pasokannya secara kontinyu. Apabila listrik dari pabrik tidak memadai, dikatakan Repindra, panel surya dapat dijadikan opsi pilihan.
“Masalahnya mengandalkan genset seringkali trouble yang akan berdampak kepada alat sensor. Dikhawatirkan gangguan listrik tadi akan membuat alat tidak berumur panjang. Apabila genset kurang bagus sebaiknya memakai solar panel,” jelasnya.
Repindra menjelaskan bahwa satu tanki memakai satu alat sensor. Cara kerja sensor ini akan mengirimkan notifikasi ke server apabila tersambung akan ada pesan pemberitahuan. Jika tidak tersambung, server akan posisi diam namun data tetap tersimpan.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 142)