Pengguna OWL Mobile dapat menggunakan aplikasi penghitunga njanjang TBS sawit di tempat pengumpulan hasil.
Sebagai perusahaan yang berdiri semenjak 2006, PT Origin Wiracipta Lestari atau dikenal dengan OWL Plantation telah memiliki tiga segmen layanan kepada konsumenya itu ERP, mobile application, dan Business Intelligent. Repindra menjelaskan aplikasi OWL mobile semakin menarik minat pelaku industri karena telah dilengkapi beragam fitur yang berkaitan dengan pekerjaan di perkebunan sawit.
Dengan berbasis android, dikatakan Repindra, OWL mobile menjadi bagian untuk mengurangi pemakaian kertas (paperless) di pekerjaan administrasi. Keunggulan lainnya adalah kecepatan dan keakuratan data karena menghilangkan double-input (pencatatan ulang) di buku kerja mandor, maka kemungkinan terjadinya kesalahan data dapat dikurangi dan kecepatan penyampaian data dapat ditingkatkan.
Banyak pengguna OWL Mobile telah memanfaatkan aplikasi di dalamnya yang berfungsi untuk Transaksi Perawatan Tanaman dan Transaksi Panen yang sudah dalam bentuk QR Code, Pengangkutan Panen yang sudah dalam bentuk QR Code, Kartu Kerja Kendaraan, Geo Tagging Pekerjaan dan transaksi (Persetujuan – persetujuan misalnya persetujuan permintaan pembelian, pesetujuan pengeluaran pembayaran, persetujuan izin/cuti, persetujuan asset dan lainnya).
“Aplikasi di dalam OWL Mobile telah terintegrasi karena semua aktivitas akan terekam dalam server perusahaan. Sebagai contoh penghitungan janjang TBS ini menjadi fitur baru yang membantu proses taksasi produksi minyak sawit,” jelas Repindra.
Repindra menjelaskan bahwa aplikasi penghitungan janjang ini menggunakan sistem image processing sehingga lebih mudah membantu penghitungan janjang TBS di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Caranya adalah ketika krani panen menginput data pada aplikasi mobile, terdapat tombol untuk mengaktifkan kamera yang apa bila diarahkan pada kumpulan TBS di TPH akan secara otomatis menghitung jumlah TBS dan angkanya akan muncul pada layar.
Dikatakan Repindra, fitur ini tidak lagi memakai pencatatan manual melalui buku kerja karena aplikasi OWL mobile dapat diakses melalui gadget. Mekanismenya, krani melakukan scan nomor id-TPH selanjutnya melakukan scan kepada janjang.
“Dalam implementasinya, janjang TBS tidak boleh diletakkan secara bertumpuk. Ketika bertumpuk sistem tidak dapat membacanya. Lalu bekas potong tangkai diharuskan menghadap keatas,” jelas Repindra.
Karena sistem OWL Mobile telah terintegrasi, mandor dapat mengakses hasil kerja krani di TPH. Begitu data TPH terkumpul, secara otomatis informasi hasil panen TBS langsung terkirim kepada Krani Transpor. Setelah kegiatan penghitungan janjang selesai, krani transport akan bekerja mengevakuasi TBS ketruk pengangkut.
“Dengan aplikasi yang bekerja secara real time dapat mengetahui posisi buah yang siap diangkut kepabrik. Sebagai contoh, transaksi surat pengantar buah dan timbangan, Kerani transport tidak harus menulis jumlah buah dan grading di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), cukup di scan. Kemudian surat pengantar sudah dalam bentuk QR Code sehingga saat melakukan timbangan tidak perlu mengetik lagi,” urai Repindra.
Dikatakan Repindra, OWL mobile didukung penggunaan teknologi QR Code yang sangat membantu dalam kecepatan transaksi. Lain halnya dengan transaksi konvensional umumnya dilakukan dengan mengetik huruf demi huruf semua transaksi yang terjadi.
(Selengkapnya dapat dibaca di Majalah Sawit Indonesia, Edisi 142)