JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersama pengusaha besar kelapa sawit Indonesia, mengadakan pertemuan untuk membahas resolusi Parlemen Eropa tentang sawit dan pelarang biodiesel. Dalam hal ini, Kementrian Perdagangan memerlukan masukan dari para pengusaha sawit mengenai langkah apa yang perlu dilakukan untuk melakukan diplomasi dengan pihak luar.
“Kita sedang mempersiapkan data dan hal lainnya sebagai masukan dari pengusaha bagi pemerintah dalam mengambil langkah berikutnya. Kita perlu masukan dan mengkajinya, sehingga akan tahu apa yang dilakukan, tidak mungkin pengusaha yang mengurus tetapi pemerintah yang mengurus,” kata Enggarto di kantornya, Kementrian Perdagangan, Senin (17/4).
Para pengusaha yang hadir di antaranya Tumannggor (Komisaris Wilmar Group), Kelvin Tio ( Managing Director Asian Agri), Bachtiar Karim (Chairman Musim Mas Group), Soetjahjono Winarko (Komisaris Sampoerna Group), Franky Wijaya (CEO Sinar Mas Group), Peter Sondakh (Rajawali Group), Gunawan Lim (CEO Harita Group) Franciscus Welirang (Indo Agri), Arif Rahmat (CEO Triputra Agro Persada) dan Widya Wiryawan (PT Astra Agro Lestari).
Ia mengatakan, akan membentuk tim kecil yang bertugas menyiapkan data dan melakukan berbagai kajian. Semisal kajian mengenai ketinggian pohon tertentu yang bisa diklaim sebagai kredit karbon. “Kita mau membuktikan tuduhan Parlemen Eropa itu tidak benar, di Indonesi sudah berjalan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan dalam hal kayu, ada sistem Verifiasi Legalitas Kayu (SVLK). Dalam hal sustainable, pemerintah tak main-main,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurut dia, tuduhan Eropa terhadap produk sawit telah menjadi tanggung jawab lintas Kementrian di antaranya Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementrian Perindustrian dan Kementrian Pertanian.
“Kami dari perdagangan sebagai Kementrian yang bertanggung jawab di dalam negoisasi dan neraca pembayaran juga mempunyai kepentingan yang sama kalau begitu ada gangguan, kita semua akan mengalami dan Bapak Presiden Jokowi juga memerintahkan kita untuk bersatu bersama-sama dan bersikap tenang,” jelas dia.
Franciscus Welirang dari Indofood menyebutkan tuduhan Uni Eropa perlu dilawan lewat pembuktian kuat dan langkah pro aktif, salah satunya dengan mengadakan dialog dengan Eropa. “Hal ini perlu dilakukan supaya kita lebih mengerti dan nggak dipermainkan soal lingkungan,” tutupnya.