Komoditas sawit adalah penyelamat ekonomi negara ini yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi. Untuk itulah, negara punya kepentingan menjaga industri sawit di pasar internasional.
Di hadapan 600 peserta kegiatan Pertemuan Nasional Sawit Indonesia, Bambang Brodjonegoro selaku Menteri Keuangan menegaskan bahwa sawit dalam kerangka makro dapat menjadi penyelamat ekonomi dan penyelamat bangsa. Pertimbangannya, sebuah bisa stabil dan survive apabila kebutuhan pangan dan energi tercukupi. “Industri sawit menjadi industri strategis karena baik pangan dan energi dapat dipenuhi pelaku industri baik hulu maupun hilir,” tegas Bambang.
Bambang menjelaskan minyak sawit dapat diolah sebagai makanan (food) dan energi. Ketika terjadi masalah energi disinilah sawit mengambil peranan untuk diolah menjadi biodiesel. “Tidak ada tanaman lain selain sawit punya pengaruh bersamaan terhadap makanan dan energi,” ujarnya.
Di negara lain seperti Brazil punya tebu yang dapat digunakan untuk industri pangan dan energi (bioetanol). Sementara itu, Amerika Serikat memiliki jagung untuk biofuel. Dan Indonesia punya kelapa sawit yang dapat dipakai untuk industri makanan (food) untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia berjumlah 250 juta jiwa.
Dalam pandangan Bambang Brodjonegoro, semakin besarnya pemakaian biodiesel di dalam negeri dapat dijadikan counter argument bahwa kelapa sawit dapat menjadi jawaban atas energi terbarukan di sektor transportasi. Dari sisi lingkungan, biodiesel dapat menjawab masalah mitigasi perubahan iklim dan perlunya energi terbarukan.
“Harapannya ke depan biodiesel tidak hanya untuk Indonesia melainkan dapat diekspor ke Eropa,” tuturnya.
Ditegaskan Bambang, kepentingan industri sawit di pasar internasional haruslah dijaga. Kampanye negatif terhadap sawit terutama di Uni Eropa dan Amerika Serikat semata persaingan bisnis. Di Eropa ada minyak bunga matahari dan jagung dimiliki Amerika Serikat. “Jadi ada persaingan dagang biasanya mengambil isu yang tidak relevan,” kata Bambang.
“Jangan sampai kita kalah dalam persaingan internasional karena persaingan dagang bukan mengedepankan harga atau kualitas. Tetapi menggunakan black campaign,” ujarnya.
Bambang mengatakan industri sawit masuk dalam strategi perekonomian nasional. Fokus dari kebijakan pemerintah adalah sawit memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Pertama, volume ekspor minyak sawit dapat ditingkatkan sebesar-besarnya sehingga menjadi eksportir CPO terbesar bersama Malaysia.
(Selengkapnya baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi 15 Februari-15 Maret 2016)