Saya menangapi bahwa sebenarnya iklan seperti itu tentu dapat dinilai berlebih-lebihan atau tidak 100 persen benar karena banyak minyak sawit yang datang dari tempat-tempat yang tidak terkait dengan orangutan. Dulu pun ketika saya ceramah di Londo, saya katakan bahwa banyak minyak sawit yang berasal dari tempat-tempat yang tidak ada orangutannya. Karena orangutan hanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan, berarti tempat-tempat lain seperti Sulawesi dan sebagian besar Sumatera tidak ada hubungan dengan orangutan. Apa lagi Papua Niugini, Kolombia, atau Honduras. Tentu minyak sawit yang dihasikannya sama sekali tidak terkait dengan orangutan. Seharusnya dapat dipertahankan bahwa sebenarnya iklan itu salah.
Saya balik bertanya mengapa kalau iklan di Malaysia dianggap menyesatkan lantas dapat dihentikan atau dilarang oleh asosiasi periklanan negara Inggris. Dengan membandingkan itu, seharusnya pihak Nestle atau Unilever menunjukan sikap bertahan dengan melarang iklan-iklan yang menyesatkan itu. Mereka menjawab bahwa kampanye itu disiarkan tidak melalui iklan, tetapi internet.
Kemudian saya meminta Joko Supriyono untuk menyampaikan pandangannya mengenai masalah yang sedang dibahas. Joko menyatakan bahwa perlakuan ini telah ditanggapi dengan keras bahkan petani seperti yang terdapat di media menyampaikan desakan untuk memboikot produk Unilever dan Nestle.
Sumber : Derom Bangun