Produksi ton perhektar minyak sawit sampai dengan saat ini masih yang tertinggi dibanding dengan komoditi yang lain. Ditunjang dengan harga CPO tiga tahun terakhir ini rata-rata diatas 700$/ton maka sangat menggiurkan investor untuk berlomba-lomba masuk dalam bisnis kebun dan pengolahan kelapa sawit.
Animo investor yang begitu tinggi membuat ketersediaan lahan-lahan yang subur semakin menipis. Fenomena ini memaksa investor masuk ke lahan-lahan yang marginal sehingga perlu input yang tinggi dan kultur teknis buka lahan dan pemupukan yang spesifik. Areal-areal marginal yang saat ini tersedia adalah areal berpasir (sandy soil), areal gambut, dan areal ber-pirit/ sulfat masam (cat clay).
Pada kesempatan ini penulis mencoba sharing pengalaman dalam kultur teknis pembukaan lahan dan pemupukan di areal ber-pirit. Lain waktu penulis akan sharing pemupukan di areal berpasir. Untuk menunjang pertumbuhan kelapa sawit yang mormal-optimum ada beberapa langkah pembukaan lahan yang harus dipatuhi/diperhatikan sbb:
- Survey pola aliran air yang ada di areal tersebut dan buat peta topografi detailnya.
- Tentukan beda tinggi-leveling antara areal hulu dan areal hilir.
- Rencanakan pintu air/ water gate dengan teliti.
- Amati ketinggian pasang surut terendah dan tertinggi.
- Hitung perlu tidaknya dibuat tanggulan/benteng agar pengaruh pasang surut dapat diminimalisasi.
- Gali parit primer dan sekunder sesuai dengan kondisi genangan.
- Setelah semuanya siap baru mulai pembukaan lahan sesuai kondisi kedalaman genangan/kondisi air tanah.
- Pembuatan parit tersier biasanya dilakukan bersamaan pembukaan lahan (sesuai kebutuhan)
- Atur water management dengan stop-block di tiap-tiap parit sekunder parit tersier dan segera bangun water-gate. Perhatikan kedalaman pirit tiap-tiap areal agar dapat memisahkan lapisan tanah pirit vs non pirit
- Aturkan galian lapisan non pirit susun di pancang barisan tanaman
- Galian lapisan pirit letakkan di tengah-tengah gawangan agar tercuci air hujan hasil oksiasi piritnya
- Kalau program tanam tidak buru-buru, lebih aman tanam 6 bulan setelah buka lahan. Langkah ini agar memberikan waktu hasil oksidasi pirit tercuci oleh air hujan dan pasang surut
- Aduk 2.5 kg kaptan/dolomite pada setiap lobang tanam + npk compound 15:15:6:4 250 gr
- Table pemupukan selanjutnya sbb
- Hindari pupuk yang berpotensi menamah keasaman tanah sebagai contoh:Urea, amonium sulfat, magnesium sulfat, dll
LANGKAH-LANGKAH YANG SERING SALAH
- Buka lahan dan tanam pada saat kemarau tanpa mengetahui persis pola genangan saat musim hujan /pasang rata-rata, sehingga tanaman tenggelam saat musim hujan
- Kondisi point 1 pada saat tanaman tergenang, tanaman diangkat dan ditanam kembali diatas tanah galian parit yang diserak tanpa memisahkan tanah galian dari kedalaman pirit
- Orang cenderung/ lebih suka menggali parit sampai lahan-lahan diatasnya / di hulu benar-benar kering tanpa memperhatikan kedalaman pirit yang berakibat pirit ter-oksidasi dan membakar perakaran tanaman. Kondisi ini terlihat dari kondisi tanaman yang selalu menguning dan mengering daunnya.
- Waktu buka lahan bersamaan gali parit biasanya tanah galian diserak di kanan kiri parit tanpa memperhatikan pemisahan tanah galian sesuai kedalaman pirit.
Demikian langkah-langkah praktis management buka lahan yang berhasil di areal ber-pirit. Hindari langkah-langkah yang salah dan lakukan pola pemupukan tersebut agar diperolah pertumbuhan tanaman yang optimum yang pada akhirnya diperoleh produksi yang maksimum.