Salam Sawit Indonesia, Bagi pelaku usaha, pergantian tahun dimaknai dengan tantangan baru yang mesti dihadapi untuk dapat bertahan dan lebih baik lagi dalam menjalani roda bisnis. Inovasi dan produkvitas merupakan strategi yang umumnya diambil pelaku usaha untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan waktu. Bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit, peningkatan produksi dan produtivitas hasil panen merupakan perencanaan yang biasa dibuat setiap tahun dengan tetap memerhatikan kondisi tanaman. Supaya target tersebut dapat tercapai, kegiatan pemupukan merupakan faktor penting yang wajib dilakukan pelaku usaha sawit.
Dalam Rubrik Sajian Utama di edisi ini, kami mengulas pola kegiatan pemupukan dan beberapa produk pupuk dan suplemen tanaman yang ditujukan meningkatkan produksi dan mutu buah sawit. Pupuk sangat dibutuhkan tanaman karena dapat melengkapi kebutuhan unsur hara sehingga tidak berdampak buruk kepada hasil panen. Itu sebabnya, penggunaan pupuk majemuk atau NPK mulai digunakan pelaku usaha sawit, walaupun pemakaian pupuk tunggal masih menjadi pilihan utama.
Beragamnya, jenis dan produk pupuk di Indonesia akan berdampak positif kepada pelaku usaha sebab mereka dapat menentukan kebutuhan pupuk. Dampaknya, produsen pupuk giat mengeluarkan jenis produk pupuk dilengkapi unsur tambahan diluar unsur hara. Tengok saja, pupuk buatan PT Golden Hitek Malindo yang memiliki kandungan jamur Arbuscular Mycorrhiza Fungi. Pemakaian jamur ini diharapkan dapat membantu pembentukan akar dan tunas pohon sawit lebih cepat lagi.
Untuk rubrik hot issue membahas tema kebutuhan minyak nabati global terutama minyak sawit pada 2012. Ketidakpastian ekonomi dunia yang banyak dipengaruhi kawasan Uni Eropa dan Amerika Serikat diperkirakan akan berdampak terhadap permintaan minyak sawit dunia. Kendati, konsumen utama CPO dunia bukanlah kedua negara tadi tetapi laju perekonomian India dan Cina sebagai pengguna utama minyak sawit, berpotensi melambat akibat pengaruh krisis ekonomi. Beruntung, harga CPO dunia berpotensi menguat pada tahun depan seperti diutarakan beberapa analis seperti Dorab Mistry dan Derom Bangun.
Dalam rubrik hama dan penyakit, diulas gangguan babi hutan terhadap perkebunan kelapa sawit di berbagai daerah. Kendati, efek dari hama babi hutan masih bersifat sekunder namun kerugian yang ditimbulkan cukup besar karena merusak tanaman yang masih berusia muda. Untuk itulah, pengendalian babi hutan wajib dilakukan pekebun lewat beragam metode seperti berburu, membuat pagar pembatas, dan membuat jebakan.
Supaya dapat memenuhi informasi terbaru mengenai informasi dan teknologi di industri sawit, akan lebih baik jika membuka lembar demi lembar halaman di majalah Sawit Indonesia. Selamat membaca !!