JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) berencana membuka cabang di daerah-daerah sentra perkebunan sawit. Hal ini diungkapkan oleh Darmono Taniwiryono, Ketua Umum MAKSI periode 20015-2018 sebagai program kerja MAKSI dalam kepengurusan baru ini.
Darmono yang baru saja terpilih kembali sebagai Ketua Umum MAKSI mengatakan bahwa MAKS akan mengembangkan cabang organisasi di daerah sentra sawit dilakukkan guna meningkatkan riset sawit, khususnya di setra-sentra produksi sawit.
“Kami akan mengembangkan jejaring keanggotaan. Jadi nanti nanti akan kita upayakan agar bisa sentra sawit itu ada perwakilan MAKSI entah nanti bentuknya cabang atau apa,” kata Darmono ketika dihubungi Sawit Indonesia melalui telepon pada Selasa (15/12).
Untuk membangun cabang keanggotaan ini, MAKSI akan bekerjasama dengan universitas-universitas di daerah seperti Pekanbaru, Jambi, Palembang, Kalteng, Kalsel.
Darmono menambahkan bahwa selain sebagai memperkuat riset, cabang keanggotaan ini akan berguna untuk merespon kondisi industri sawit kekinian. Ia mencontohkan dengan adanya cabang keanggotaan ini akan berguna ketika ada kejadian kebarkan lahan seperti yang terjadi belum lama ini.
“Seperti kejadian kemarin itu, apakah benar yang dikatakan LSM anti sawit soal kebakaran? Tapi kemarin kita sulit juga kalau tidak ada data. Tapi kalau sudah ada perwakilan kita bisa menjawab apa yang sebenarnya terjadi,” kata Darmono.
Saat ini MAKSI juga telah dipercaya membantu BPDP Sawit untuk menyeleksi program pendanaan riset dari CPO Fund. Darmono sendiri merupakan salah satu komite research grant di BPDP Sawit.
Selain membangun jaringan penelitian, MAKSI juga akan lebih intensif untuk mengadakan sosialisasi mengenai sawit kepada masyarakat. Sebab, menurut Darmono saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui peran besar sawit.
Salah satu kegiatan yang akan diselenggarakan MAKSI dalam rangka sosialisasi tersebut adalah dengan mengadakan Sawit Farmer Off Road April hingga Mei 2016 dan akan memiliki rute dari Aceh hingga Bandung. Acara ini akan mengundang 15 pengendara off road profesional yang akan didampingi 10 orang offical terdiri dari peneliti, kru film, koki.
“Selama perjalanan nanti offroader akan menuju dua atau tiga perkebunan rakyat, di sana akan ada coaching clinic untuk maintenance mobil 4WD yang biasa dipergunakan di kebun. Kemudian akan ada acara memasak yang menggunakan minyak sawit, dan tentunya karena peneliti ada misi penelitian juga di sana. Dan terakhir juga akan dibuat film dengan judul Jelajah Sawit Nusantara,” jelas Darmono.
Selain Sawit Farmer Off Road, MAKSI juga akan menggelar Festival Sawit sebagai sarana sosialisasi industri sawit kepada masyarakat. Darmono memperkirakan Festival Sawit ini akan digelar pada Agustus mendatang.