Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Kimia berinisiatif membuat hand sanitizer (sanitasi tangan)sendiri dalam rangka mencegah pandemi Corona atau Covid-19. Salah satu bahannya bersumber dari limbah tandan kosong sawit.
Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Agus Haryono menjelaskan penyanitasi tangan kanan ini menggunakan bahan dari formulasi senyawa alkohol, gliserin, ditambahkan ekstrak rempah pala dan cengkeh Indonesia yang sekaligus berfungsi sebagai pengharum, selain bersifat anti mikroba.
“Selain itu kita menambahkan nano silver konsentrasi rendah, untuk menambah daya kekuatan anti mikroba,” kata Agus Haryono di Jakarta pada Selasa kemarin.
Produk hand sanitizer LIPI berbeda dengan produk serupa di pasaran yang memakai pewangi rempah lokal. Adapula tambahan nano silver konsentrasi rendah. Hand sanitizer ini pun sudah diuji anti mikroba di laboratorium mikrobiologi Pusat Penelitian Kimia LIPI.
“Pada bulan Oktober 2019 kita sudah mengujicoba pembuatan hand sanitizer LIPI. Awalnya bermula karena Pusat Penelitian Kimia LIPI merupakan pusat unggulan iptek untuk bioetanol generasi dua,” paparnya.
LIPI lanjutnya, telah beberapa kali uji coba produksi bioetanol generasi dua, dengan bahan baku limbah tandan kosong kelapa sawit. Hasil bioetanol ini kemudian digunakan untuk membuat hand sanitizer. “Ternyata, bioetanol cocok dan bagus digunakan sebagai bahan baku hand sanitizer,” terangnya.
Dalam proses pembuatannya, satu kali batch (proses produksinya) bisa mencapai 50 liter. Proses ini minimal butuh waktu 2-3 jam. Jadi dalam sehari bisa sekitar 150 liter.
Untuk pembuatan hand sanitizer di Puslit Kimia LIPI ini, mesin yang digunakan cukup simpel dan dapat di-knock down untuk digunakan dalam berbagai skala produksi skala uji coba (pilot). Sehingga tabung proses ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan produksi.
Menurutnya, pembuatan hand sanitizer saat ini untuk memenuhi kebutuhan internal LIPI yang cukup banyak. Selain itu juga agar pelayanan LIPI kepada stakeholder tetap berjalan baik.