JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Program kerja Kementerian Pertanian pada tahun lalu dinilai kurang optimal. Mulai dari program intensifikasi pertanian hingga penyerapan anggaran. Ini berakibat kepada defisit sejumlah komoditas pangan strategis dan kenaikan harga pangan.
Edhy Prabowo, Ketua Komisi IV DPR, menyebutkan Kementerian Pertanian harus mengatasi masalah defisit atau kekurangan pasokan di sejumlah komoditas pangan. “Jika tidak segera diselesaikan dapat menghambat upaya Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” tegas politisi Gerindra ini seperti dilansir dari laman dpr.go.id.
Program Kementerian mendapatkan banyak kritikan tajam dari anggota Komisi IV DPR antara lain optimalisasi lahan, alat dan mesin pertanian, pengembangan serta rehabilitasi jaringan irigasi dan embung, pengembangan dan penyaluran bibit unggul yang belum tercapai.
Tidak tercapainya pengiriman ternak dari NTT ke DKI Jakarta juga dipertanyakan. Sebab, kapal ternak sudah dua kali mondar-mandir tetapi tidak mengangkut ternak sapi dari NTT. Edhy Prabowo mempertanyakan sejauh mana efektifitas pelaksanaan kebijakan tersebut, mengingat harga daging sapi di tingkat konsumen masih tinggi antara Rp110 ribu-Rp 150 ribu per kilo gram.
Komisi IV DPR mendesak Amran Sulaiman, Menteri Pertanian untuk memperbaiki program yang tidak berjalan baik. Selain itu, Komisi yang membidangi masalah pertanian, pangan, maritim dan kehutanan ini mempertanyakan realisasi serapan anggaran tahun 2015 dan rencana kerja serta DIPA Kementerian Pertanian tahun anggaran 2016.
Amran Sulaiman menjelaskan ada beberapa kendala yang mempengaruhi serapan anggaran Kementerian Pertanian TA 2015 antara lain karena ketidak siapan pemerintah daerah dalam melaksanakan program-program kegiatan.
Penyebab lain adalah kegagalan pelelangan atau pelelangan ulang sehingga membuat kontrak tidak terlaksana, serta kelambatan pelelangan melalui ULP Daerah. Selain itu adanya pergeseran musim tanam sehingga kegiatan tidak sepenuhnya pada akhir tahun anggaran, juga terdapat keragu-raguan Daerah dalam pelaksanaan pengadaan karena aspek hukum
Tercatat beberapa komoditas pangan mengalami defisit antara lain kedelai sebanyak 1,527 juta ton, jagung berjumlah 411 ribu ton, daging sapi 45,7 ribu ton, dan gula pasir 25,6 ribu ton.
Sumber foto: istimewa