Dalam setiap proyek, PT Lancarjaya Mitra Abadi berkomitmen untuk berbagi ilmu dan sharing pengalaman kepada pengguna jasanya. Bagi perusahaan, kesuksesan klien wajib didahulukan karena akan menciptakan reputasi bagus sebagai kontraktor land clearing dan infrastruktur di industri sawit.
Ibarat maju ke medan perang, PT Lancarjaya Mitra Abadi selalu mempersiapkan sumber daya manusia dan aset yang dimilikinya ketika mengerjakan proyek pembangunan kebun sawit seperti land clearing dan infrastruktur. Totalitas dan keseriusan ditunjukkan perusahaan kontraktor ini kepada pengguna jasanya. Dinas Sebayang, Presiden Direktur PT Lancarjaya Mitra Abadi, mengatakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menjadi pengguna jasa dapat memberikan target dan perencanaan kepada PT Lancarjaya Mitra Abadi, sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan. Hal inilah yang menjadikan nilai lebih dari perusahaan ini di mata klien.
PT Lancarjaya Mitra Abadi merupakan perusahaan kontraktor umum yang terfokus sektor pertambangan dan perkebunan khususnya kelapa sawit. Kegiatan operasional perusahaan ini berada di wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Menurut Dinas Sebayang, Kalimantan masih menjadi daerah operasi utama karena akses transportasi di sana masih terbilang bagus. Pertimbangan lainnya, kegiatan perekonomian di pulau ini masih akan tumbuh tiap tahunnya sehingga potensi masih tetap ada.
“Salah satu alasan, perusahaan masih fokus di Kalimantan terkait infrastrukturnya masih lebih baik dari Sulawesi dan Papua. Misalkan, pengiriman barang menuju kebun itu masih dapat melalui pelabuhan di Pontianak , Balikapapan, Sampit dan Banjarmasin. Selain itu, Kalimantan masih menyimpan potensi ekonomi yang besar,” ujar Dinas Sebayang.
Berbeda dengan kontraktor lain, bagi kami, LMA, setiap proyek yang dikerjakan akan dilengkapi data akurat berikut dengan jadwal penyelesaiannya. Langkah ini diambil supaya klien berpandangan positif kepada perusahaan karena telah menjalankan good corporate governance. Selain itu, perusahaan juga memprioritaskan keselamatan para pekerjanya karena perusahaan sudah menerapkan standar OHSAS 18001 dan standar mutu ISO 9001.
“Budaya yang ditanamkan perusahaan dengan karakter jujur, disiplin dan kerja keras. Semua hal ini menjadi pegangan jajaran karyawan kami,” ujar Dinas Sebayang dalam wawancara dengan SAWIT INDONESIA.
Tan Hasan, Direktur Operasional PT Lancarjaya Mitra Abadi mengemukakan perusahaan berkeinginan memberikan nilai lebih kepada kliennya sehingga tidak sekadar menjadi kontraktor pada umumnya. Untuk itu, perusahaan memprioritaskan klien senang dengan hasil pekerjaan PT LMA, setelah itu barulah profit akan diperoleh.
Bahkan, PT LMA berani memediasi setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan dengan masyarakat sekitar. Partisipasi ini merupakan bagian dari kebijakan perusahaan untuk membantu klien sekaligus tidak mengganggu proyek yang sedang dikerjakan. Strateginya, perusahaan merekrut masyarakat lokal untuk bekerja dalam proyek tersebut supaya dapat merasakan dampak positif dari pembangunan kebun sawit.
Ditambahkan Tan Hasan, dimanapun perusahaan bekerja akan bermitra dengan warga setempat untuk dibina dan mendapatkan pendidikan supaya terlatih. Langkah ini cukup berhasil diterapkan karena sewaktu-waktu terjadi gejolak sosial di sekitar kebun, maka perusahaan dapat membangun komunikasi untuk membantu penyelesaian masalah. “Itu sebabnya, kami bersahabat dengan masyarakat lokal seperti Dayak, maupun aparat pemerintah daerah dan aparat keamanan,” ujarnya.
Baik Dinas Sebayang dan Tan Hasan memiliki latar belakang pekerjaan di sektor alat berat yang telah dijalani selama lebih dari 20 tahun. Itu sebabnya, dunia kontraktor bukanlah hal baru bagi keduanya. Dinas Sebayang menuturkan dengan pengalaman tadi sebetulnya tidak ada pekerjaan yang sulit dimanapun lokasinya, baik di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Dengan jaringan yang dimiliki semenjak lama, perusahaan tidak kesulitan untuk mendapatkan akses suplai solar, alat berat, dan bahan bangunan. Dinas Sebayang menjelaskan apabila logistik perusahaan lemah dapat dipastikan akan mengganggu jalannya proyek, apalagi pekerjaan pembukaan lahan bersifat mekanisasi yang memerlukan alat berat. Itu sebabnya, pasokan solar sangatlah dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan ini.
AH. Setiawan, Agro and Forestry Operation Division Head PT Lancarjaya Mitra Abadi, menjelaskan kendala yang lazim ditemui dalam pengerjaan pembukaan lahan adalah akses jalan yang belum bagus atau rusak dan untuk daerah rawa/rendahan biasanya harus menggunakan perahu melalui main drain atau collection drain sementara pembuatan jalan akses belum selesai.
Untuk pengerjaan proyek land clearing, perusahaan telah berpengalaman menghadapi segala jenis kondisi lahan. Untuk daerah mineral, kata Setiawan, stacking/land clearing menggunakan satu unit bulldozer yang dapat menjangkau lahan seluas 2 hektare per hari. Sedangkan, daerah rawa atau rendahan mencapai 0,8 hektare per unit per hari. Ada perbedaan dalam pembukaan lahan mineral dan gambut dari aspek metode kerja dan unit yang digunakan. Misalkan, lahan mineral itu polanya mengkombinasikan bulldozer dan excavator sementara lahan rawa hampir 100 persen harus menggunakan excavator. Adapun unit yang kami gunakan saat ini kurang lebih 100 unit alat berat dengan merk produk, Kobelco, Komatsu, dan Volvo.
SDM Diperkuat
Bekerja di bidang jasa menjadikan perusahaan sangat memerhatikan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sampai 31 Januari 2013, PT Lancarjaya Mitra Abadi mempunyai 1.140 pegawai. Dinas Sebayang mengatakan kegiatan pengerjaan lahan harus pintar-pintar juga dalam mengelola tenaga kerja. Untuk itulah, kualitas pegawai sangat diperhatikan sehingga hasil pekerjaan tidak akan mengecewakan.
Dia menambahkan perusahaan sangat menghargai karyawan dari aspek pendapatan dan kesejahteraan ketika bekerja di kebun. Pasalnya, pekerja itu ingin memperoleh penghasilan yang lebih maka terdapat sistem premi kepada karyawan. “Kalau dapat melewati target yang ditentukan maka akan mendapatkan tambahan penghasilan,” ujarnya.
Kendati demikian, karyawan juga diminta mematuhi aturan dan standar yang berlaku di PT LMA. Sebagai contoh, kata Dinas Sebayang, pegawai harus menggunakan pakaian dinas operasional dan menjaga kerapihan.
Setiawan menyebutkan supaya dapat mengetahui kompetensi karyawan/Operator apakah bagus atau tidak, biasanya calon karyawan/Operator langsung diuji di lapangan. Nantinya, akan dapat diketahui kemampuan calon karyawan tadi dalam mengerjakan target yang ditetapkan. “Kualitas pegawai itu menjadi kunci utama,” ujarnya.
Dalam dua tahun terakhir, permintaan land clearing dari perkebunan sawit meningkat signifikan. Setiawan mengatakan pemilik kebun biasanya meminta satu paket dari penyiapan lahan dari mulai land clearing, pembuatan jalan, pembuatan parit drainage bahkan sampai pembuatan lubang tanam kecuali pekerjaan penanaman dan perawatan tanaman.
Dinas Sebayang mengatakan perusahaan juga membidik pekerjaan perawatan jalan di perkebunan sawit yang nilai ekonomisnya tinggi. Sebab, jalan kebun yang kurang terawat mengakibatkan transportasi buah dari kebun ke pabrik menjadi terhambat, bahkan berpotensi menurunkan produksi CPO sampai 25%.
Sampai tahun ini, PT Lancarjaya Mitra Abadi telah dipercaya mengerjakan proyek di tiga perusahaan perkebunan sawit yaitu Kalpataru Investama Grup, HPI Agro Grup dan Indoagri ( Lonsum Grup). Bagi perusahaan, setiap keinginan klien harus dapat dipenuhi untuk membantu keberhasilan mereka sehingga hal ini akan berdampak positif kepada reputasi PT Lancarjaya Mitra Abadi. (Qayuum Amri)