Peranan kontraktor sangat diperlukan perusahaan kelapa sawit untuk menghemat biaya dan waktu kerja. Mulai dari pembukaan lahan sampai pembangunan pabrik , perusahaan kelapa sawit lebih memilih untuk menggunakan jasa kontraktor.
Jumlah perusahaan kontraktor pembukaan lahan atau lebih dikenal land clearing yang berada di Sumatera dan Kalimantan, sudah tidak terhitung banyak jumlahnya. Masing-masing memiliki keunggulan dan pengalaman yang bergantung dengan berapa jumlah proyek yang dikerjakan. Biasanya ada beberapa jenis pekerjaan di perkebunan sawit yang dikontrakkan kepada perusahaan lain seperti pembukaan lahan, pemetaan, pembangunan pabrik kelapa sawit dan refineri.
Muhammad Sofian, Plantation Director OSO Grup, mengatakan perusahaan kelapa sawit menyerahkan pembangunan pabrik kelapa sawit kepada perusahaan jasa kontraktor. Ketika memilih kontraktor, biasanya perusahaan akan memprioritaskan kepada kontraktor yang telah paham proses bisnis kelapa sawit. Dalam pembangunan pabrik, ada beberapa aspek yang mesti diperhatikan antara lain aspek geografis, pengairan, dan lahan.
Mencari kontraktor maupun konsultan pabrik kelapa sawit sekarang ini bukanlah hal sulit. Menurut Muhammad Sofian, konsultan dapat diperoleh lewat jaringan dan membangun komunikasi yang baik. “Kalau bisa, mesti pertimbangkan pemakaian teknologi kontraktor tersebut,” ujar Muhammad Sofian kepada SAWIT INDONESIA.
Contohnya saja, jasa pemetaan maupun survei perkebunan kelapa sawit yang permintaannya terus meningkat selama tiga tahun belakangan. Wahyu Wibowo, General Manager PT Earthline, memaparkan pemetaan dan survei lahan yang disediakan perusahaan lebih efektif serta ekonomis dengan penggabungan data dari citra satelit, data topografi serta survei lapangan dengan GPS. Jasa pemetaan yang digunakan perusahaan sawit ditujukan bagi beberapa kepentingan seperti penghitungan jumlah pohon, pemetaan areal perkebunan lebih detail,dan pemetaan landbank yang dimilikinya.
Untuk pekerjaan pembukaan lahan sawit, tingkat persaingan antara kontraktor cukup tinggi karena jumlahnya cukup banyak di daerah sentra sawit. Kendala lain, belum termasuk dari semakin minimnya ketersediaan lahan sehingga pembukaan lahan baru tidak seperti delapan tahun lalu yang dapt mencapai 400 ribu hektare. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengakui perluasan lahan baru hanya berkisar 150 ribu-200 ribu hektare per tahun.
Herry Johanes, Presiden Direktur PT Alamindo Sejahtera Persada,mengatakan kegiatan pembukaan lahan yang dikontrakkan kepada perusahaan jasa kontraktor lantaran bisnis inti dari perusahaan sawit itu mulai dari pembibitan sampai menghasilkan minyak sawit. Di malaysia, beberapa kontraktor telah menyediakan paket penuh yang dijalankan dari pembersihan lahan hingga pohon sawit ditanam. Ibarat pabrik sawit, paket ini seperti proyek turnkey jadi perusahan kelapa sawit hanya mendampingi untuk menjaga aspek teknisnya dari tahapan pembukaan lahan sampai penanaman. “sebagai antisipasi terhadap persaingan perusahaan antar kontraktor pembukaan lahan sawit, rencananya kami akan layani paket jasa tadi,” ujar Herry.
Dinas Sebayang, Presiden Direktur PT Lancajaya Mitra Abadi, mengatakan perusahaannya telah mengembangkan layanan jasa yang tidak sebatas pembukaan lahan, melainkan juga pembangunan infrastruktur seperti jalan kebun. Potensi pendapatan dari jasa infrastrktur ini tidak kalah menarik dengan pembukaan lahan. “Itupun belum termasuk, kalau kami dipercaya merawat jalan kebun oleh perusahaan,” kata Dinas Sebayang.
Daud Dharsono, Ketua Bidang Budidaya dan Industri Dewan Minyak Sawit Indonesia, menjelaskan industri kelapa sawit memberikan peluang kepada industri penunjang seperti layanan kontraktor maupun industri lain seperti pupuk dan pestisida. Ini berarti, industri kelapa sawit sesuai dengan program pemerintah yaitu pro poor. (Qayuum Amri)