JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Darmin Nasution Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan permasalahan perkebunan nasional mesti segera diselesaikan secara cepat. Sebab, diperkirakan bisnis sawit ke depan akan menghadapi tantangan yang lebih berat.
Lebih lanjut, menurut dia, sektor sawit yang telah berkontribusi terhadap pendapatan negara ini, sempat mengalami penurunan produksi 5 tahun terakhir, walaupun pada pertengahan sampai dengan akhir 2016 mulai menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan harga produksi. Namun, kondisi tersebut sering kali dipersulit oleh kondisi iklim yang tidak bersahabat seperti terjadinya El Nino dan La Nina sehingga berpengaruh terhadap produktifitas sawit.
“Akibat dari situasi sulit ini, maka tingkat keuntungan usaha perkebunan baik perkebunan negara maupun swasta aka cenderung turun,” kata Darmin dalam launching Konferensi dan Pameran World Plantation Conference and Exhibition (WPLACE) 2017 di Jakarta, Kamis (2/3).
Dalam mengatasi penurunan harga komoditi perkebunan, dia menyatakan pemerintah akan melakukan peningkatan produktivitas, efisiensi dan nilai tambah. Selain masalah tersebut, pemerintah juga akan memberikan perhatian terhadap pengelolaan sumber daya manusia berserta tata nilai, kebudayaan serta peningkatan manajemen perkebunan.
Atas dasar itu, ia berharap penyelenggaraan World Plantation Conferences dan Exhibition (WPLACE) 2017, yang akan diadakan pada tanggal 18-20 Oktober 2017 di Bali nantinya dapat menghasilkan langkah terobosan pengembangan komoditas perkebunan unggulan di negeri ini.
“Kegiatan World Plantation Conferences dan Exhibition 2017 diharapkan dapat menghasilkan rumusan kebijakan yang dapat diimplemtasikan bagi peningkatan pengembangan industri perkebunan domestic khususnya untuk menciptakan sinergi pengembangan usaha kecil, menengah, dan korporasi,” tutur Darmin.
PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) menjadi inisiato penyelenggaraan WPLACE 2017 di Bali. Teguh Wahyudi, Direktur Utama PT RPN mengatakan kegiatan berskala internasional mendapatkan dukungan Kementerian Perekonomian dan Kementerian BUMN untuk mendukung kegiatan bisnis berskala riset dunia.
“Presiden Joko Widodo direncanakan hadir untuk pembukaan konferensi internasional ini. Acara ini juga mendapatkan dukungan dari CIRAD,” jelasnya.