Dalam pengembangan biodiesel di setiap negara, sebagian besar memperoleh subsidi langsung dan tidak langsung dengan berbagai skema. Subsidi biodiesl tersebut selain alasan internalisasi eksternalitas positif (ecomies externality) biodiesel, juga karena biodiesel belum kompotetif dengan harga diesel fosil internasional (belum memperhitungkan eksternalitas negatif diesel fosil). Industri biodiesel USA juga sejak awal menikmanti berbagai dukungan dari pemerintah dalam berbagai bentuk skema subsidi langsung atau tidak langsung.
Industri biodiesel USA memperoleh berbagai bentuk subsidi tak langsung mulai dari sektor bahan baku (pertaniaan), modal, transportasi, riset dan promosi, hingga pada mata rantai konsumsi biodiesel tersebut. Besarnya subsidi industri biodiesel USA dalam priode 2006-2016 mencapai 15-17,6 milyar dollar USA atau sekitar 1,5-1,7 milyar dollar USA setiap tahun.
Bahwa dalam priode tahun 2006-2016, rata-rata intensitas subsidi (estimasi terendah) biodiesel USA adalah sekitar 63 persen dari harga eceran biodiesel (B100). Hal ini berarti harga eceran biodiesel yang ada di pasar USA merupakan harga biodiesel subsidi. Jika subsidi biodiesel dihapus (shadow price, free trade price) atau harga keekonomian biodiesel USA adalah 63 persen diatas harga eceran selama ini.
Dari sudut pandang ini, tuduhan USA bahwa biodiesel sawit Indonesia memperoleh subsidi (tidak soal benar atau tidak) dalam konteks fair trade WTO seharusnya tidak relevan dipersoalkan. USA hanya relevan mempersoalkan hal tersebut jika biodiesel soya USA tidak mengandung subsidi. Kenyataannya sekitar 63 persen dari harga bio diesel USA berupa subsidi.
Sumber: Gapki