JAKARTA, SAWIT INDONESIA – RSPO dan ISPO mengumumkan studi bersama mengenai persamaan dan perbedaan kedua sertifikasi ini yang dapat digunakan untuk audit di lapangan. Rekomendasi dari studi ini adalah memanfaatkan sebanyak mungkin persamaan sehingga joint audit sertifikasi ISPO maupun RSPO lebih efisien.
“Joint audit bisa dilakukan asalkan auditor memahami kedua sistem ISPO dan RSPO. Asalkan mereka juga tahu perbedaan antar prinsip dan kriterianya,”kata Hariyadi dari PT Mutu Agung Lestari dalam diskusi Studi Bersama ISPO dan RSPO di Jakarta, Rabu (17/2).
PT Mutu Agung Lestari adalah pelaksana studi bersama ini yang dikenal pula sebagai lembaga sertifikasi independen dan punya kompetensi dalam audit RSPO dan ISPO. Studi bersama ini difasilitasi oleh United Nations Development Programme (UNDP).
Herdrajat Natawijaya, Kepala Sekretariat ISPO menyebutkan studi ini untuk mempermudah kerja auditor di lapangan. “Kalau sudah ada item sama yang telah diaudit dalam prinsip kriteria RSPO tidak perlu diulang lagi dalam sertifikasi ISPO,” ujarnya.
Selain itu, kata Herdrajat, studi ini menandai titik balik upaya masyarakat internasional untuk mendukung dan bekerjasama dari aspek hukum maupun peraturan Indonesia yang berkaitan sektor minyak sawit.
Temuan utama dari studi ini bahwa ISPO dan RSPO punya tujuan sama menekan berkurangnya tutupan hutan, mengurangi emisi rumah kaca dari fungsi perubahan lahan dan kepatuhan terhadap persyaratan hukum.
Yang membedakan kedua sertifikasi ini mengenai kawasan lindung dan konsep Nilai Konservasi Tinggi, prosedur pemindahan hak lahan perkebunan sawit berdasarkan perundangan di Indonesia dan pelaksanaan Free Prior Informed Consent (FPIC) dalam RSPO,dan prosedur penanaman baru.
“Hasil studi ini menunjukkan ISPO dan RSPO dapat saling melengkapi dan dengan bersama dapat menawarkan solusi lebih besar kepada pemangkung kepentingan dari yang dicapai masing-masing. Kami berharap dapat mewujudkan praktek minyak sawit berkelanjutan sebagai norma masyarakat Indonesia,” kata Tiur Rumondang, Direktur RSPO Indonesia.