JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Produk turunan sawit dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan batik. Salah satunya adalah malam (lilin) batik yang bahan bakunya dari Bio Paraffin Substitute (Bio PAS) yang berbasis kelapa sawit.
Kini, industri batik secara bertahap dapat mengurangi pemakaian parafin untuk beralih kepada bio parafin sawit.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan, dengan adanya teknologi malam batik sawit, BRIN telah mendukung keberlangsungan pelestarian batik sebagai budaya Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO.
“BRIN mendukung inovasi pada industri batik yang berjumlah sekitar 55 ribu pengrajin di seluruh Indonesia yang didominasi pelaku usaha UMKM,” ujar Handoko sebagaimana dikutip dari laman BRIN.
Bertepatan dengan Hari Batik Nasional 2 Oktober, tim redaksi mengulas 5 manfaat penggunaan Bio Parafin Sawit:
1. Lebih Ramah Lingkungan
Indra Budi Susetyo, Perekayasa Utama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan selama ini bahan untuk membatik lebih banyak dari parafin dari energi minyak bumi. Padahal, ketersediaan minyak bumi suatu saat akan habis. Sebagai informasi Bahan malam batik terdiri berbagai komponen seperti gondorukem, parafin, microwax, kote, damar, dan motokucing.
Dengan Bio Parafin dari sawit, Indonesia dapat menekan impor parafin yang selama ini mencapai 50 persen. Selain itu, bahan baku bio parafin sawit lebih ramah lingkungan karena dari minyak nabati dan memenuhi standar sawit berkelanjutan seperti ISPO.
2. Warna Lebih Cerah
Bio-Paraffin Substitute (Bio-Pas) sawit mampu menghasilkan warna lebih baik, tidak terdapat rembesan warna yang masuk (di tapak canting). Dan hasil pewarnaan lebih tajam dan cerah karena tahan terhadap larutan alkali dan asam akibat zat pewarna sintetis.
3. Harga Lebih Terjangkau
Produk malam batik berbasis sawit diharapkan memberikan harga yang lebih terjangkau dibandingkan produk parafin impor. Harga malam batik dari sawit sekitar Rp 25.000/kg daripada parafin antara Rp 27.000-Rp 30.000/kg.
4. Meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri
Kelapa sawit yang dihasilkan di dalam negeri akan mendukung produk batik lebih tinggi tingkat penggunaan komponen dalam negeri. Indonesia memiliki sumber daya alam berupa sawit yang sangat melimpah. Saat ini, sawit merupakan penopang ekonomi penting sebagai komoditas primer.
Saat ini, produksi sawit nasional telah di atas 52 juta ton pada 2022. Karena itu, bahan baku bio parafin akan tersedia dan mudah diperoleh oleh perajin batik.
5. Mendukung program hilirisasi
Dengan mengurangi pemakaian parafin minyak bumi, industri batik akan meningkatkan kebutuhan bio parafin sawit setiap tahun. Dengan begitu, industri hilir sawit memiliki peluang untuk memproduksi bahan baku dan membuka lapangan pekerjaan.