JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Cargill merilis laporan pelaksanaan program sawit berkelanjutan yaitu Sustainable Palm Oil 2016 Progress Update and Action Plan pada Kamis, 5 April 2017. Laporan ini memberikan gambaran terkait kemajuan-kemajuan yang dicapai Cargill selama tahun 2016, menguraikan prioritas perusahaan di tahun 2017, serta menjabarkan roadmap Cargill menuju tahun 2020.
Dalam siaran persnya ada lima poin utama yang menjadi perhatian yaitu pertama, Cargill mencapai 93% ketertelusuran gabungan hingga tingkat pabrik (97% untuk inti sawit dan 93% untuk sawit) dan 39% ketertelusuran gabungan hingga tingkat perkebunan (18% dari inti sawit dan 42% untuk sawit) pada kuartal keempat di tahun 2016 untuk seluruh sawit yang dipasarkan.
Kedua, Cargill meluncurkan Palm Sustainability Dashboard sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap pelaporan yang transparan, yang mencakup informasi rantai pasokan, kemajuan keberlanjutan dan informasi terbaru terkait keluhan.
Ketiga, Cargill menyelesaikan 8 penilaian pabrik dengan prioritas tinggi sebagai tindak lanjut terkait penilaian pabrik-pabrik terdahulu, serta 6 lokakarya keberlanjutan di Malaysia, Indonesia, Brasil dan Kolombia.
Keempat, Cargill meraih sertifikasi RSPO pertama untuk Poliplant Group dan untuk pabrik pengolahan inti sawit baru milik PT Hindoli.
Kelima, Cargill memberikan sertifikasi RSPO kepada 175 petani plasma mandiri di Malaysia, dan menyelesaikan rancangan ‘Smallholder Protocol for Sustainable and Responsible Management of Peat Areas’ dalam kemitraan dengan IDH, Costco dan Winrock, serta menyetujui sebuah proyek petani plasma yang akan memberikan sertifikasi RSPO kepada 487 petani plasma di Kolombia.
Roadmap tahun 2020 Cargill mencakup indikator-indikator kinerja utama yang konkret, yang akan digunakan untuk melaporkan dan mengukur kemajuan terhadap komitmen Cargill dalam mencapai 100% minyak sawit yang dapat dilacak, transparan dan berkelanjutan sebelum tahun 2020.