Produktivitas minyak sawit yang lebih tinggi, menyebabkan harga minyak sawit dipasar internasional konsisten lebih murah dibandingkan dengan minyak nabati lain. Harga minyak sawit yang lebih kompetetif tersebut memberi manfaat bagi masyarakat dunia yakni: Pertama, harga minyak sawit – yang relatif murah dan tersedia secara internasional – dapat mencegah kenaikan berlebihan harga minyak nabati lai seperti soybean oil, rapeseed dan sunflower oil sehingga menguntungkan bagi negara-negara yang berpendapatan rendah seperti kawasan Afrika.
Kedua, Kehadiran minyak sawit juga mengurangi masalah trade-off antara fuel dengan food yang dihadapi oleh negara-negara maju termasuk Uni Eropa. Sebagai mana analisis OECD (2006) jika UE mengurangi 10 persen saja konsumsi BBM fosil dan menganti dengan biofuel (sebagaimana UE energy directive) Uni Eropa harus mengkonversi 70 persen lahan pertaniaannya menjadi tanaman minyak nabati (USA 30 persen). Dengan ketersediaan minyak sawit secara internasional, maka program subsidi BBM fosil dengan biodiesel dapat dilakukan, Uni Eropa dan USA tidak harus mengkonversi lahan pertaniaannya. Hal ini telah terkonfirmasi untuk Uni Eropa diaman asekitar 38 persen impor minyak sawit EU dipergunakan untuk energi baik biodiesel maupun listrik.
Ketiga, Ketersediaan minyak sawit dinegara-negara maju juga menciptakan manfaat ekonomi dinegara-negara importir. Untuk Uni Eropa misalnya, manfaat ekonomi yang tercipta di EU akibat penggunaan minyak sawit satiap tahun meningkatkan GDP Uni Eropa sebesar 5,7 miliyar Euro, menciptakan penerimaan pemerintah 2,6 miliyar Euro dan menciptakan kesempatan kerja 117 ribu orang.
Sumber : Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc