Kemajuan industri kelapa sawit tidak terlepas dari perkembangan kemajuan teknologi yang menjadi pendukungnya. Tak hanya itu, sumbangan pemikiran dari pemangku kepentingan kelapa sawit juga diperlukan untuk memperkuat industri kelapa sawit dalam negeri.
Soedjai Kartasasmita, Chairman of the Advisory Board ICE-PO 2012, menjelaskan acara ini berfungsi sebagai platform untuk membahas strategi yang diperlukan untuk menjaga keberlanjutan usaha dalam industri minyak sawit. Peserta akan mempunyai kesempatan untuk berbagi pandangan dan pemikiran peserta tentang peluang maupun tantangan di pasar global.
Danny R. Sultoni, Ketua Penyelenggara ICE-PO 2012, menambahkan pameran ini berguna untuk menunjukkan perkembangan terbaru dari produk kelapa sawit dan teknologi yang dihasilkan dari akademisi, perusahaan dan pemerintah. Selain itu, acara ini memamerkan pula produk, layanan dan mendukung teknologi yang berhubungan dengan industri sawit.
Industri kelapa sawit Indonesia terus berkembang setelah mampu menggeser Malaysia pada 2008, Indonesia menjadi produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar di dunia sampai sekarang. Prestasi ini sekaligus menjadi tantangan bagi Indonesia supaya lebih berkembang lagi, serta memecahkan berbagai macam persoalan yang ada.
The International Conference and Exhibition of Palm Oil 2012 mengambil tema “Industri Kelapa Sawit untuk Bumi dan Kesejahteraan” (Palm Oil Industry for Planet and Prosperity). ICE-PO yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada 9-11 Mei 2012 adalah forum para ahli sawit yang menyajikan teknologi berorientasi pada keuntungan, manusia dan bumi.
ICE-PO diselenggarakan mengingat pertumbuhan industri sawit semakin pesat belakangan ini. Hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan baru bagi dunia ekonomi. Disinilah ICE-PO berperan dimana para pelaku industri bisa saling tukar informasi, pemikiran dan pengalaman antara produsen dan konsumen kelapa sawit.
Selain itu, kegiatan ini menyediakan peluang untuk meninjau kemajuan dalam pengembangan sawit, menganalisis dan mengatasi tantangan yang dihadapi industri sawit saat ini. Acara ini diadakan untuk menjadi “one stop event” bagi mereka yang berkepentingan untuk berdiskusi, berpromosi atau memperluas jaringan.
Perkembangan industri sawit yang kian maju ditunjukkan dengan produksi CPO rata-rata mencapai 23,5 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut CPO yang diekspor sebesar 16,5 juta ton ke sejumlah negara di dunia terutama Amerika Serikat dan Eropa.
Dengan tingginya kebutuhan dalam negeri, maka diharapkan tahun 2020 Indonesia mampu memproduksi 40 juta ton CPO. Menurut Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian, supaya dapat mencapai target tersebut maka produksi harus ditingkatkan. Dan yang lebih penting adalah menghadapi keptusan pemerintah yang kembali menaikkan tarif bea keluar (BK) bagi ekspor CPO untuk pengiriman Mei 2012 menjadi 19,5% atau naik sebesar 1% dari bulan sebelumnya sebesar 18,5%. Kenaikan tarif BK CPO tersebut berdasarkan harga rata-rata referensi CPO pada April 2012 mencapai USD 1.191,93 per ton atau lebih tinggi 3,82% dibandingkan harga rata-rata sebelumnya mencapai USD 1.147,99 per ton. (bebe)