PONTIANAK, SAWIT INDONESIA – Langkah antisipasi dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di tahun ini mulai diintensifkan oleh pemangku kepentingan di Kalimantan Barat. Tahun ini, Polda Kalbar menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama Pemerintah Provinsi dan Gabungan pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Barat dalam rangka memperkuat kegiatan pencegahan.
“Rakor ini merupakan rapat lanjutan, dimana sebelumnya kita adakan bersama aparat penegak hukum dan instansi terkait” kata Irjen Pol Dr. R. Sigid Tri Hardjanto saat membuka rapat koordinasi.
Rakor ini dipimpin langsung oleh Kapolda Irjen Pol Dr. R. Sigid Tri Hardjanto bersama Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan yang dihadiri kurang lebih 200 Perusahaan Sawit termasuk 69 perusahaan yang tergabung dalam Gapki hadir dalam Rakor yang diadakan di Hotel Ibis Pontianak, Rabu (22 Juli 2020).
Kapolda melanjutkan meski saat ini disibukan dengan wabah Covid-19, namun pencegahan terhadap Karhutla juga menjadi prioritas Provinsi Kalbar karena sudah memasuki musim kemarau. Ia berharap pada tahun 2020 kasus Karhutla bisa di cegah.
“Disini kita harapkan dan mengingatkan kepada seluruh perusahaan dan pekerja kelapa sawit bahwa masalah Karhutla ini merupakan tanggung jawab bersama” tambahnya
Dalam kesempatan ini, Kapolda Irjen Pol Dr. R. Sigid Tri Hardjanto juga memberi warning kepada para korporasi terkait sanksi hukum yang akan diterima jika melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar.
Hal senada juga disampaikan Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan. Ia mengingatkan kembali bahwa pada tahun 2019 kejadian Karhutla di Kalbar merupakan kasus yang besar sehingga semua kewalahan dalam menanganinya.
“Ini masih kita upayakan tindakan preventif, bagaimana jangan sampai terjadi kasus kebakaran hutan dan lahan. Pokoknya bagaimana di tahun ini jangan sampai memadamkan api lagi. Kalau sempat terjadi, maka akan sulit penanganan dan banyak biaya hingga korban” tegasnya
Wakil Gubernur Kalbar ini juga mengungkapkan berdasarkan data yang ia terima, bahwa 99% kebakaran lahan diakibatkan ulah manusia.
“Berdasarkan data ini, seharusnya bagus. Artinya sebagai pemilik lahan, petani atau siapapun itu bisa kita cegah asal kita memiliki niat baik untuk sama sama menjaga Kalbar. Kita genjot langkah preventif ini untuk mengingatkan semua unsur” lanjutnya
Ketua GAPKI Kalbar, Purwanti mengatakan bahwa anggota GAPKI sudah menyampaikan protokol masalah karhutla dan sudah disampaikan kepada semua anggota.
“Saya rasa para perusahaan pun punya Tim untuk atasi karhutla. Jadi mereka rata- rata sudah siap untuk lakukan sosialisasi juga kepada masyarakat,” ujarnya.
Purwanti berharap semua perusahaan sawit di Kalbar dapat bergabung menjadi anggota GAPKI supaya mempermudah koordinasi kepada pemerintah. Ia mengatakan seluruh perusahaan yang ada di Kalbar saat ini ada 300, tapi yang sudah bergabung hanya 69 perusahaan.