JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Bayu Krisnamurthi, Direktur Badan Pengelola Dana (BPDP) Sawit mengharapkan Uni Eropa dan dunia mampu membeli minyak sawit berkelanjutan dengan adil. Hal ini dikatakan Bayu sebab dari seluruh total produksi Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) sebanyak 12,65 juta ton hanya terserap 6 juta ton.
“Kami mengharapkan eropa adil dengan tuntutannya, mereka sering gemmbar-gembor produksi sawit yang berkelanjutan namun yang dibeli hanya sedikit. Jangan hanya sekadar meminta negara produsen untuk menerapkan CSPO tapi kemudian mereka tidak membeli. Meski demikian kita akan tetap komitmen untuk 100 persen CSPO,” ungkap Bayu dalam jumpa pers beberapa waktu lalu di kantor BPDP Sawit.
Indonesia sendiri merupakan produsen CSPO terbesar di dunia, dari total 3,4 juta hektar lahan sawit yang telah tersertifikasi untuk memproduksi CSPO, Indonesia menyumbangkan 74,4 persennya atau seluas 2,56 juta hektar. Sedangkan dari segi produksi Indonesia mampu menyumbang 52 persen dari total produksi CSPO dunia.
Bayu sendiri optimis bahwa ke depan CSPO hasil Indonesia akan lebih banyak diserap Eropa. Hal ini dikatakan Bayu melihat hasil positif yang dari European Palm Oil Conference (EPOC) 2015 di Milan Oktober lalu.
“Salah satu tonggak yang penting adalah EPOC 2015 yang memberikan kesimpulan memboikot sawit itu bukan solusi, minyak nabati lain selain sawit tidak selalu lebih baik untuk kesehatan maupun untuk kepentingan makanan, tapi sudah hampir pasti akan lebih buruk dilihat dari sustainability,” katanya.
Bayu yang turut hadir sebagai delegasi Indonesia mengatakaan bahwa EPOC mengambil kesimpulan tersebut karena jika dibandingkan minyak nabati lain, sawit memiliki efektifitas produksi lebih baik. Jika menggunakan minyak nabati lain maka akan dibutuhkan sepuluh kali luas lahan sawit untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia.
Bayu juga semakin optimis karena telah dibentukanya European Palm Oil Alliance, sebuah organisasi yang menyuarakan secara objektif hal terkait sawit. menurutnya aliansi tersebut merupakan organisasi yang cukup efektif memberikan informasi yang objektif dan seimbang mengenai saiwt ke publik eropa.
“Selain itu beberapa ada sembilan negara di Eropa juga yang telah membentuk aliansi serupa, yaitu di Belgia, Denmark, Jerman, Italia, Belanda, Norwegia, Swedia, dan Inggris, sedangkan dua lagi di Polandia dan Prancis akan menyusul pembentukannya,” kata Bayu.