Penggunaan drone sudah dikenal sejumlah perusahaan kelapa sawit untuk kegiatan pemetaan udara dan pengambilan data perkembangan kebun. PT Yanmu Indonesia menghadirkan drone bernama eBee di Indonesia yang dilengkapi teknologi modern dan menawarkan beragam pilihan kamera untuk pengambilan data sesuai kebutuhan.
Dalam Pertemuan Teknis Kelapa Sawit (PTKS) yang digelar 19-20 Mei di Yogyakarta, para peserta yang didominasi bidang agronomi menunjukkan antusias tinggi terhadap aplikasi teknologi terbaru dalam budidaya kebun. Seperti dalam pemaparan, Achmad Fathoni, Direktur R&D First Resources, mengenai kegiatan foto udara dengan Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Menurutnya, kegiatan foto udara dengan drone – sebutan lain untuk UAV – sangat efisien untuk menunjang kegiatan operasional.
“Kami sudah menggunakan drone dari tahun 2014. Dibandingkan helikopter, drone ini lebih hemat biaya dan kualitas foto lebih detil, “kata Achmad Fathoni.
Salah satu provider penyedia drone adalah PT Yanmu Indonesia, perusahan ini merupakan agen resmi penjualan UAV/Drone dari Sensefly (Swiss) untuk wilayah Indonesia. Adapun teknologi UAV ini dilengkapi dengan beberapa jenis camera photo, seperti; Nir Camera, Red-Edge Camera, RGB Camera, dan Multispectral Camera. Pemilihan kamera ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Produk UAV yang dikeluarkan adalah jenis Fixwing dengan nama eBee. Produk ini dipasarkan semenjak tahun 2013 di industri Pertambangan dan perkebunan sawit. Pada industri tambang data foto dapat digunakan untuk monitoring kemajuan penggalian tambang, asbuilt peta dan dapat dipergunakan untuk membantu dalam perhitungan stok batubara.
“Kalau untuk kesehatan tanaman, kita gunakan jenis Camera NIR (Near Infrared), dari hasil kamera ini mampu untuk mendeteksi klorofil yang dimiliki tanaman. Sehingga kita dapat mengukur kandungan nutrisi di dalamnya yang dapat dipakai untuk mengetahui tanaman sehat atau tidak,” ungkap Sri Sugihartanto, Direktur PT Yanmu Indonesia.
PT Yanmu Indonesia menawarkan tiga jenis UAV, yang pertama adalah jenis fixwing dengan 2 type, yaitu eBee-Ag dan Ebee RTK, untuk jenis eBee RTK telah dilengkapi dengan Receiver GPS dual frekwensi L1/L2, adapun signal satelit yang dapat diterima adalah Navstar& GLONASS.
Bagi customer yang ingin mengetahui kesehatan tanaman, menurut Sri Sugihartanto, dapat memilih eBee Ag dengan menambahkan pilihan camera NIR karena selain dapat menghasilkan data yang dapat menangkap citra kloforil tanaman, data tersebut juga dapat digunakan untuk memprediksi hasil atapun biomassa yang ada di pekebunan, hal ini sangat bermanfaat untuk menentukan treatment lanjutan yang diperlukan. “Hal ini menjadikan metode kerja diperkebunan menjadi lebih efektif dan efisien karena data yang dimiliki merupakan data yang presisi,” ungkap Sri Sugihartanto.
(Lebih lengkap baca Majalah SAWIT INDONESIA Edisi Juni-Juli 2015)