JAKARTA, SAWIT INDONESIA – PT Astra Agro Lestrari Tbk (AAL) mendukung pelestarian budaya lokal anak-anak Suku Bunggu yang bersekolah di SMP Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat.
Dalam pameran Insipirasi Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk menampilkan kebudayaan Sulawesi untuk merayakan ulang tahun Astra International ke-60. Ini terlihat dari tampilan stan AAL yang menggunakan replika rumah adat tongkonan dan penerima tamu menggunakan pakaian adat tradisional bodo dan pemberian kopi Toraja gratis kepada pengunjung.
Hadir pula siswa SMP Pasangkayu adalah bentuk usaha perusahaan dalam mengembangan pendidikan dan kelestarian kebudayaan penduduk lokal di Sulawesi Utara, yakni lewat program Corporate Social Responcibility (CSR).
“ Ada sekitar 6 orang yang menari, dan pendidikan yang mereka peroleh adalah program CSR Astra Agro Lestari. Tarian Sulawesi sengaja ditampilkan karena kita mengambil tema budaya Sulawesi, dan mereka menarikan tari khas dari suku Bunggu,” jelas Fajar Santoso, Staf CSR Astra Agro Lestari, ketika ditemui di Jakarta, Minggu (26/2).
Sejak 1998, kata Fajar, AAL telah mendirikan sekolah dari jenjang Taman Kanak-kanak hingga Menengah Atas di lingkungan perkebunan di Sumatera, Kalimatan dan Sulawesi. Untuk wilayah Sulawesi Utara, sebagian besar siswa-siswi berasal dari suku Bunggu, yang telah hidup menetap dan membaur dengan masyarakat setempat.
Dalam mengembangkan potensi penduduk lokal, perusahaan ini kemudian melibatkan dan mengajarkan mereka mengenai usaha sawit. Sedangkan anak-anak mereka, mendapatkan pendidikan gratis dan berkualitas dari perusahaan.
Lebih lanjut, sekolah ini menerapkan kurikulum berwawasan lingkungan, yaitu program bimbingan belajar, penanaman perilaku hidup bersih dan sehat, program seni budaya suku Bunggu dan mempraktikkan sawit berkelanjutan.
“Jadi pengetahuan yang diajarkan sesuai dengan kelestarian lingkungan, dari budidaya sawit berkelanjutan. Belajar dari budidaya, penanaman, pembibitan, produksi sawit yang langsung dipraktikkan di pabrik dan lahan sawit. Apalagi ini, sekolah ini berada di kebun memudahkan anak-anak tahu tentang sawit dan orang tua terbantu,” jelas dia.
Fajar menambahkan, siswa-siswi yang dapat mengenyam pendidikan di sini bukan hanya anak-anak dari pegawai perusahaan, tetapi juga masyarakat sekitar. Sedangkan para pengajar direkrut dari lulusan guru terbaik yang berasal dari universitas ternama di Jawa dan dilengkapi fasilitas pendidikan mempuni, sehingga kualitas pendidikan tidak kalah dengan sekolah umum.
Sepanjang 2016, program pendidikan bagi komunitas adat suku Bunggu di Mamuju Sulawesi Barat telah berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan bagi 54 anak dari komunitas suku tersebut yang terdiri dari 25 anak usia TK, 16 anak usia SD serta pemberian bantuan beasiswa kepada 1 siswa SMP, 11 siswa SMA dan 1 siswa di tingkat perguruan tinggi. (Ferrika)