JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Kampanye hitam sawit tidak terlepas dari persaingan dagang minyak nabati. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Darmin Nasution mengatakan besarnya serangan terhadap sawit asal Indonesia lebih disebabkan karena persaingan bisnis di sektor vegetable oil.
“Selama ini, sawit selalu menduduki posisi tertinggi dalam pasar vegetable oil dunia, mengalahkan komoditas minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Terlebih lagi, Indonesia masih menjadi pemain utama bisnis CPO terbesar di dunia,”ujarnya dalam sebuah forum sawit pada awal Februari 2017.
Darmin mengatakan kelapa sawit ini adalah suatu berkah bagi Indonesia.”Kita juga harus memperjuangkan dan mengkampanyekan kelapa sawit Indonesia di dunia internasional. Kita harus bekerja sama memperkuat produk andalan dan kebanggaan kita, kelapa sawit,” tegasnya.
Melihat industri kelapa sawit sangat besar sebagai penyumbang devisa negara, pemerintah akan tetap mengembangkan perkebunan kelapa sawit dan menempatkan pengusaha serta investor sebagai mitra di indutri minyak sawit dengan tetap mengedepankan perundang-undangan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Sementara itu dukungan serupa atas perkembangan industri sawit Indonesia disampaikan oleh anggota Komisi IV DPR RI, Hamdhani, S.IP.
“Jangan hiraukan suara LSM Internasional selama investor memenuhi peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah Indonesia,” ujar Legislator yang membawahi bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan ini kemarin, Minggu (26/2).
Menurutnya, yang terpenting dilakukan oleh investor dan pelaku usaha di bidang perkelapasawitan adalah sudah sesuai dengan UU No. 39 tahun 2014 tentang Perkebunan, yang salah satunya adalah sudah diaturnya pembukaan lahan sesuai APL khusus untuk perkebunan kelapa sawit.